Di balik sosoknya yang merupakan purnawirawan TNI, Pak Prabowo Subianto ternyata merupakan pecinta kucing. Kucing kesayangannya itu pun diberi nama Bobby Kertanegara. Bobby yang mempunyai akun Instagram @bobbythek4t dengan follower sebanyak 52 ribu ini merupakan kucing domestik.
Alkisah, ihwal pertemuan Pak Prabowo dengan Bobby terjadi 1,5 tahun yang lalu. Bobby yang bertandang ke rumah Prabowo tidak mau keluar-keluar dari kediaman Pak Prabowo, Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Meskipun Pak Prabowo lebih sering di Hambalang, tapi mantan Panglima Kostrad ini sering menyempatkan datang siang ke Kertanegara.
Dilansir dari Live Science, ada lima kepribadian pria penyuka kucing, yaitu cerdas, setia, paham suasana hati, humoris, dan egois. Untuk tiga kepribadian (cerdas, setia, paham suasana hati) saya sepakat Pak Prabowo memiliki sisi itu.
Pak Prabowo lahir dari trah keluarga begawan ekonomi yang terkenal. Ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo merupakan seorang pakar ekonomi dan juga pernah menjadi Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir serta Menteri Keuangan di Kabinet Wilopo. Sedangkan dari keluarga ayahnya, Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo yang merupakan pendiri Bank Negara Indonesia. Prabowo menyelesaikan pendidikannya menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia, Zurich International School di Zurich, Swiss, dan The American School di London, Inggris.
Dari sisi kesetiaan, Pak Prabowo jangan diragukan lagi. Ia mantan seorang prajurit, ia paham betul Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI. Salah satu cerita penting terkait kesetian Pak Prabowo kepada NKRI adalah saat perannya membujuk Amien Rais pada tahun 1998, untuk membatalkan rencana digelarnya doa bersama di kawasan sekitar Monas untuk alasan keamanan. Pada 14 Mei, Pak Prabowo bertemu dengan beberapa penggerak reformasi seperti Adnan Buyung Nasution dan Bambang Widjajanto untuk mendiskusikan situasi yang tengah genting.
Sebagai seorang politisi, Pak Prabowo juga merupakan sosok yang lihai memahami suasana hati. Dengan kemampuan itu, ia mampu menggalang dukungan dari masyarakat. Buktinya, Pak Prabowo mampu memahami suasana hati rakyat pasca tumbangnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Suasana kebathinan umat Islam pasca itu mampu digalang Pak Prabowo sebagai kekuatan politiknya mengahadapi petahana di Pilpres 2019.
Sementara itu, sisi humoris dan egois pria penyuka kucing (Pak Prabowo) ini patut dipertanyakan. Hal itu terkait keikutsertaan dan tindak tanduk Pak Prabowo di Pilpres 2019. Dengan manuver Pak Prabowo dan kelompoknya dalam people power atau yang berganti nama dengan Gerakan Kedaulatan Rakyat yang dibalut nuansa politik identitas, lalu insiden yang menewaskan 8 orang pasca penetapan hasil rekapitulasi KPU 21 Mei 2019, dan pertemuan sembunyi-sembunyi Prabowo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, apakah Pak Prabowo sebercanda itu dalam berpolitik?
Atau, manuver Pak Prabowo dan kelompoknya dalam people power atau yang berganti nama dengan Gerakan Kedaulatan Rakyat yang dibalut nuansa politik identitas, lalu insiden yang menewaskan 8 orang pasca penetapan hasil rekapitulasi KPU 21 Mei 2019, dan kini mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) yang salah satunya meminta petahana didiskualifikasi, apakah Pak Prabowo se-egois itu demi kursi kekuasaan semata?
Pak Prabowo, jadilah dirimu apa adanya. Cukup Bobby saja yang menjadi mainan dan peliharaan bapak dan jangan bermain kucing-kucingan dengan rakyat.