Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Masa Kini

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan masa kini, bila ditilik dari perubahan zaman yang kian maju dan di dominasi oleh teknologi canggih seperti LCD, sound system, personal computer, dll, seharusnya menjadi sangat maksimal. Di tambah lagi dengan tenaga pengajar serta pendidik yang semakin tinggi latar belakang pendidikannya.

Dewasa ini, KTSP terbaru, yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum yang lebih memadatkan lagi pelajaran-pelajaran bagi murid, baik dari jam pelajaran maupun mata pelajaran. Hal ini dinilai bisa menambah pengetahuan siswa agar lebih mampu menyerap pelajaran dengan jam belajar yang lebih banyak, “semakin sering diasah maka otak akan semakin tajam dalam berfikir”. Padahal sesungguhnya, menurut penelitian di tuliskan bahwa terlalu banyak tugas maupun belajar dapat menyebabkan stres pada anak-anak di usia remaja ini. Orang-orangpun seperti lupa dengan metafora “bila pisau terlalu sering diasah, maka ia akan menjadi pisau yang cacat”, yang artinya bila terlalu banyak belajar, maka hal tersebut sebaliknya malah biasa menghasilkan hal-hal buruk seperti misalnya gangguan pada kesehatan.

Psikolog anak dan profesor perkembangan manusia di University of California, Davis, Amerika Serikat, Brenda Bryant PhD menyatakan, stres sendiri bukanlah hal yang buruk. “Anda tidak bisa hidup tanpa stres sama sekali,” ujarnya seperti dikutip lamanwebmd.com.
Menurut dia, tantangan membuat seseorang belajar hal baru dan menjaga otak tetap aktif bekerja.

“Tapi jika stres benar-benar mengganggu perkembangan dan pertumbuhan anak, itu yang menjadi masalah. Kadang-kadang karena terlalu stres, anak-anak tidak bisa berpikir dengan baik,” tutur Bryant. Ini, kata dia, adalah tanda orang tua untuk mengintervensi anak. Di satu sisi, anak membutuhkan bimbingan dan arahan sesuai usianya. Di sisi lain, orang tua umumnya membiarkan proses belajar ini dengan sendirinya.

Menurut penelitian lainnya, otak manusiapun hanya bisa bekerja maksimal selama 2 jam non-stop, mereka butuh istirahat sekitar setengah jam barulah bisa bekerja secara efektif. Sedangkan jam-jam sekolah sesuai kurikulum 2013 menempatkan istirahat setelah 3 jam pelajaran non-stop, dan itupun hanya 15 menit. Apakah waktu itu efektif?

Saya rasa sebaiknya hal ini dikaji ulang secara bijaksana, mana yang tepat dan mana yang tidak untuk diberikan kepada anak bangsa. Mana yang baik dan mana yang berlebihan.

Zuljan Apriliani S.

IKK

Kelompok - 15




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline