Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Lapar Mata di Awal Bulan

Diperbarui: 3 Mei 2020   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Jambiupdate.co

Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah puas. Jika mereka sudah punya satu, ingin nya dua dan tiga lalu seterusnya. Ditambah lagi pada bulan Ramadhan, sudah masak di rumah pengennya makanan yang di luar. 

Di awal bulan biasanya orang lebih memiliki pendapatan berlebih, sehingga jangkauan perbelanjaan lebih luas. Daftar list belanjapun dibuka. Mau ini mau itu, ini belum ada, ini perlu begitulah kamusnya. Sehingga terkadang kalap berbelanja.

Bahaya lapar mata di awal bulan membuat pendapatan habis lebih cepat, namun bagaimana bahaya yang lainnya? Simak penjelasannya.

1. Rentan Memenuhi keinginan daripada kebutuhan.

Hal ini kerap kali terjadi pada sebagian orang. Sehingga yang pokok tidak dipenuhi, yang ingin terbelikan. Bayangkan saja jika beras belum terbeli tapi parfum mahal sudah dibeli. Bahaya kan jadinya.

2. Mubazir. 

Lapar mata itu biasanya bersifat sementara. Makanan yang telihat lezat daripada yang sudah dimasak, ternyata saat berbuka tidak habis dimakan. Untung-untung kalau habis Alhamdulillah. Namun biasanya lapar mata segalanya hendak dibeli. Jadi belanjalah secukupnya. 

Makanan yang dimasak di rumah lebih jelas asal usulnya dan aman dimakan. Begitu juga dengan membeli baju baru. Baju yang lama masih bagus dan jarang dipakai. Namun beli lagi karena ikutin tren. Ingat barang yang kita miliki akan dihisab di akhirat kelak. 

3. Uang habis sebelum waktunya

Awal bulan sudah lapar mata, lalu bagimana mau menghidupi hari berikutnya dengan tenang. Jadi, gunakan pendapatan mu dengan bijak. Jangan sampai uang yang mengaturmu tapi kamu yang mengatur keuanganmu.

Nah, itulah sekilas mengenai bahaya lapar mata di awal bulan. Lebih baik kita hemat daripada kekurangan. Lebih bijak kita memenuhi kebutuhan daripada keinginan yang tentunya tak ada batasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline