Lihat ke Halaman Asli

Zihan Fajrin

Penulis Iseng

Bertanya dan Tekun Kunci Menjadi Wartawan

Diperbarui: 16 Juni 2017   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Siang itu awan gelap masih menyelimuti cakrawala, salah satu dari kami mencoba untuk mewawancarai Eko Suprihatno selaku redaktur Media Indonesia. Ia memulai karier di dunia jurnalistik pada tahun 1993 sampai 1995 di majalah syainah, kemudian ia bekerja di majalah terbit harian pada tahun 1995 sampai 1999, setelah keluar dari majalah terbit harian ia bekerja di Media Indonesia sampai saat ini.

Ia menyebutkan, bekerja dalam dunia jurnalistik pasti ada saja kesulitannya. Namun, untuk menyelesaikan masalah tersebut kuncinya adalah bertanya dan selanjutnya berusaha. Sampai saat ini ia bergabung dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

"Kuncinya itu bertanya saya selalu bertanya ke senior-senior saya kalau setiap ada masalah. Karena memang cuma itu kunci utamanya bertanya dan selanjutnya berusaha, setiap masalah itu pasti ada aja kok jalan keluarnya," ujar pria kelahiran 1 September 1968.

Tetes demi tetes hujan menyetubuhi bumi siang itu, salah satu dari kami masih tetap mewawancari Eko. Ia mengungkapkan, bekerja di media lebih banyak sisi positifnya karena wartawan memberikan informasi kepada masyarakat. Secara tidak langsung, masyarakat berpegang kepercayaan kepada wartawan. Tapi dilihat dari sisi negatif,  masih ada seorang wartawan yang mungkin suka membuat berita bohong.

Selama ia bekerja, secara tidak langsung kerjaan wartawan itu menarik. Ketika bertugas meliput kegiatan olimpiade atau sea games, wartawan dapat bertemu langsung dengan atlet asal Indonesia bahkan luar negeri. Dan ketika bertugas meliput peristiwa bencana alam juga itu menarik karena wartawan ada di sana serta berinteraksi langsung di dalam sana.

Selain seorang wartawan, Eko juga mengajar di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP). Mengatur waktu sebagai wartawan dan dosen bisa dibilang mudah karena dalam seminggu ia hanya dua kali di kampus.

Ia merupakan  lulusan IISIP tahun 2003. ia menambahkan, motivasi dan saran untuk mahasiswa yang ingin menjadi seorang wartawan adalah tekun.

"Tekuni, kalian sudah memilih untuk terjun di dunia wartawan. Karena saya pun dari awal seperti itu, saya memilih untuk menjadi wartawan dan selanjutnya saya tekuni apa jalan yang sudah saya pilih itu," Tutup Eko. (RN)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline