Lihat ke Halaman Asli

Shinta Nuriyah: Nostalgia Cinta Gus Dur

Diperbarui: 16 Juni 2016   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEMARANG--Berkunjung untuk santap sahur di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Semarang membawa kesan tersendiri bagi Shinta Nuriyah. Di pesantren ini, istri mendiang Presiden Keempat RI, KH. Abdurrahman Wahid ini berjumpa dengan KH. Mahfud Ridwan yang merupakan sahabat erat KH. Abdurrahman Wahid saat kuliah di Bagdad, Irak.
''Bapak ini (KH. Mahfud Ridwan) itu sahabat Gus Dur pas di Bagdad, jadi banyak tahu tentang kisah cintanya dengan ibu," Kata Ketua Yayasan Edi Mancoro, KH. Muhammad Hanif.
Shinta mengisahkan, saat pernikahan dengan KH. Abdurrahman Wahid memang cukup mengesankan. Ketika Gus Dur tengah sekolah di luar negeri, Gus Dur melamar Shinta Nuriyah dan langsung dinikahi dengan mempelai perwakilan. "Mungkin Gus Dur takut saya diambil orang jadi begitu saya jawab iya langsung dinikahi," papar Shinta.
Saat pernikahan, Gus Dur diwakili oleh KH. Bisri Sansuri yang merupakan kakek dari ibu Gus Dur. Termasuk saat sesi foto pengantin Shinta Nuriyah didampingi KH. Bisri Sansuri. "Nanti fotonya bisa diupload di google biar bisa menyaksikan," imbuh founder Yayasan Puan Amal Hayati ini.
Shinta mengisahkan, sangat nyaman menjadi istri mendiang Gus Dur, sebab Gus Dur merupakan sosok panutan yang berhasil membawa bahtera rumah tangga dengan kebahagiaan. Ketika ditanyakan oleh santri tentang enak menjadi istri Gus Dur saat menjadi presiden dan tidak, Shinta menjawab keduanya enak. "Menjadi istri Gus Dur dalam suasana apapun itu enak. Mau jadi presiden ataupun tidak, tidak ada bedanya. Saya sangat bangga menjadi istrinya," terang ibu berputri empat ini.
Bagi Shinta, Gus Dur tidak hanya mampu menjadi suami dan ayah untuk anak-anaknya, Gus Dur merupakan sosok yang mampu menjadi inspirasi dan panutan bagi masyarakat umum. Tentu suatu kebahagiaan tersendiri mendampingi tokoh seperti Gus Dur. "Saat menjadi ketua PBNU, menjadi presiden dan bahkan saat dilengserkan saya selalu ada untuk mendampingi beliau. Ini kok di Edi Mancoro pertanyaannya tentang perasaan semua?," tandasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline