Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Ketika Langit Memutuskan

Diperbarui: 27 Juni 2019   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

ketika langit berbisik kepada awan yang mengandung mendung segera menerjunkan hujan, butir-butir hujan berjatuhan tanpa sempat bertanya musabab dan tujuan. tak pernah tahu perihal kebahagiaan juga kepedihan yang ditimbulkan. ia tahu, butiran hujan akan mengerti, tak semua arti harus difahami.

ketika langit mengusir awan, usai hujan menjemput senja. tak perlu menanti butirannya, kembali menguap ke permukaan fana. tak lagi perlu menunggu, sampai bila suka mampu mengobati duka. ia tahu, biarlah waktu menawarkan cara. menemani luka menemui tawa.

ketika langit mengusik senja, mengundang kelam menutupi malam. maka segala keresahan hari berhimpun pada perjamuan lupa, melenyapkan peluh keluh kegelisahan pada persembunyian luka. ia tahu, hari esok pasti kembali, mereguk asa di antara ada dan tiada.

ketika langit memutuskan. kau juga aku, bukanlah butiran hujan. tak pula senja ataupun malam yang ditinggalkan. hanya butiran debu di tanah basah, tak bernyali menguji pasrah.

ketika langit memutuskan.

Curup, 27.06.2019
zaldychan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline