Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Kubiarkan Senja Menipuku

Diperbarui: 28 Maret 2019   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by: pixabay.com/enriquelopezgarre 

kau terdiam.
saat aku mengunyah lalu waktu, menguji nyali menunggu. hingga kau bawa dua lututmu, melewati bingkai pintu. dinding ruang tamu menyimpan bisu. juga setangkai anggrek biru, dalam genggamanku. saat itu, kau tak ingin mengenal rindu.

kau tertawa.
saat aku sibuk mengusir butir-butir hujan, atau mengejar kupu-kupu hutan. tak mampu kau cegah, hingga aku terperangkap lelah. kuingin kau tersesat di taman rindu. hingga kau lupa makna risau. dan kunikmati renda-renda ceriamu.

kau menangis.
ketika kuujarkan pada dunia, terbata kata untuk ejakan cinta. airmatamu muara rasa. dan, kukayuh biduk mengembara ke hulu asa. hingga bahu-bahu waktu membelenggu. menukar rindu, menakar pilu. tak kubiarkan, kau selami luka rindu.

aku mencintaimu, hingga kau lupakan makna rindu.

berkali kuujarkan itu. kubiarkan senja menipuku. tanpa batas waktu. dan tanpamu.

Curup, 28.03.2019
zaldychan [Aksara dan Cinta]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline