Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Melihat Kepentingan Pak Jokowi pada Pilpres 2024

Diperbarui: 12 Mei 2022   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo duduk di depan tenda usai memimpin seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). Antara Foto/HO/Setpres-Agus Suparto via KOMPAS.com

Pada momen lebaran pekan lalu, Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta.

"Siang hari ini saya ketamuan Pak Prabowo dan Mas Didit dalam rangka silaturahmi di hari yang fitri ini, di hari raya Idul Fitri ini," ujar Jokowi, saat memberikan keterangan seusai pertemuan, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden (Kompas.com 2/5/2022).

Dimaklumi, bahwa Pak Prabowo merupakan Capres potensial yang akan diusung oleh Gerindra. Dalam beberapa kali survey oleh lembaga kredibel, nama Prabowo selalu masuk tiga besar kadidat. 

Hasil survei oleh Indikator Politik Indonesia yang diberitakan Kompas.com, pada 26/4/2022, menunjukkan bahwa Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mendapat suara terbanyak. Yakni 26,7 persen. Lalu diikuti Pak Prabowo 23,9 persen suara. Dan peringkat ketiga ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 19,4 persen.

Pak Jokowi, yang pada Pilpres 2024 mendatang tidak bisa lagi dicalonkan, tentu berkepentingan terhadap elektabilitas capres potensial yang saat ini muncul ke permukaan. 

Menurut saya, presiden serius menilik para kandidat tersebut. Tujuannya apa, hanya beliau yang tahu. Namun tidak akan lepas dari kepentingan politik pasca Jokowi lengser. Siapa yang akan terpilih nanti, pasti berpengaruh terhadap sikap politik presiden pada masa mendatang. Apakah presiden senang, atau justru mempersiapkan langkah-langkah antisipatif(?)

Sejak terpilih pada periode pertama tahun 2014 silam, Pak Jokowi sudah meletakkan pondasi sebagai dasar kebijakan pembangunan yang akan dirumuskan oleh pemerintah.

Pada saat itu, Pak Jokowi menyampaikan adanya sembilan proritas, yang terangkum dalam terminologi Nawacita. 

Inti dari kesembilan prioritas tersebut adalah menolak negara lemah, membangun dari pinggiran, memperteguh kebhinekaan, melindungi dan memberi rasa aman, tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, terpercaya, peningkatan kualitas hidup, mandiri ekonomi, revolusi karakter bangsa serta terakhir peningkatan produktivitas dan daya saing di pasar internasional.

Pada periode kedua, saat menyampaikan pidato kemenangan di SICC Bogor tanggal 14/07/2019, Jokowi menyampaikan bahwa, setidaknya ada lima tahapan besar yang akan ditempuh dalam lima tahun kepemimpinan kedua. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline