Lihat ke Halaman Asli

Ada Pesimistis dalam Segelas Semangat

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mungkin sangat berdosa atas semua ucapan ucapan yang saya lakukan di dalam pertemuan itu. Hari itu tepat pukul 08.00 Wib dilangsungkan acara rutin motivasi diri oleh seorang motivator yang cukup punya nama di Perusahaan kami.

Saya sungguh tidak meragukan kredibilitas beliau sebagai seorang motivator , lantaran beliau memang sangat bergelar dan berpengalaman didunia ajar mengajar diperguruan Tinggi.

Teriakan teriakan kami lantang saat itu,ketika beliau mengujar suatu goal goal perusahaan dalam mencapai laba..ya kami sangat berapi api, sangat penuh dan ingin tumpah atas motivasi beliau.

Sama dengan segelas teh hangat yang disajikan sebagai pelega dalam pertemuan tersebut, penuh satu gelas.

Acara berlangsung 4 jam tanpa jeda dan hanya sedikit diskusi yang komunikatif, selebihnya selama 240 menit hanya beliau yang otoriter berbicara. Saya sendiri hanya diam, menangkap kata demi kata yang beliau ujar tentang sebuah kesuksesan besar.

Jujur saja ada beberapa hal yang saya kurang setuju atas motivasi yang beliau sampaikan, seperti ada keterpihakan buat saya dengan bagian tertentu.

Lagipula mengubah system yang begitu mengakar tak cukup dengan sebuah motivasi kata kata, mencapai sebuah goal besar produktivitas tak cukup dengan ucapan ucapan semangat untuk perubahan.

Ini yang membuat saya sangat pesimistis, perubahan akan itu terjadi!! Meski saya juga salah satu orang yang sudah berteriak lantang akan perubahan besar itu, tapi saya ingkari dalam hati dan saya sangat berdosa untuk itu, sangat!!

Rasa pesimis saya bukan tanpa dasar, meski saya ibarat seorang bayi diperusahaan ini. Ini dasarnya saya bergumam pesimistis.

1. Sifat dasar manusia yang cepat lupa, ini yang akan menghapus memori semangat motivasi itu.

2. Sistem yang begitu kuat mengakar, Perusahaan sudah berdiri sebelum kemerdekaan negara ini dan sebuah pola kerja sudah menjadi seperti sifat dan budaya yang mengalir dalam darah

3. Salahnya sasaran tembak, salah menganalisi masalah yang ada di perusahan. Seperti hal nya kiasan ” Salah Merencanakan berarti Salah selama perjalanan rencana tersebut”

4. Perusahaan adalah organisasi yang luas dengan heterogen pemikiran dari macam macam otak dari macam macam pendidikan, apakah semua bisa menerima dan melakukan follow up atas semua kata kata motivasi tersebut.

Sekali lagi saya tidak bermaksud meracuni sesama dan mengkerdilkan arti sebuah motivasi, hanya saja perlu analisis mendalam tentang berbagai persoalan didalam sebuah organisasi besar yang disebut perusahaan. Saya memang berdosa karena yang saya ucapkan tak seperti yang akan saya lakuan.

Dan sepertihalnya gelas teh hangat yang di sajikan dalam kindisi penuh akan habis setelah acara motivasi ini selesai  dan motivasi itu juga habis seperti teh dalam gelas yang penuh. Seiring terlalu banyaknya pemikiran dan kesibukan akan rutinitas kerja maka seiring pula motivasi itu hanya akan tertulis dalam buku catatan saya lalu saya berjalan seperti biasa mengikuti yang sudah biasa dan biasa biasa saja hingga saya tak dapat apa apa dari kebiasaan saya hanya gaji yang cukup untuk menafkahi istri dan calon bayi kami.

Dosakah saya??




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline