Lihat ke Halaman Asli

Yusran Darmawan

TERVERIFIKASI

Epos Cinta di Perang Surabaya

Diperbarui: 21 Agustus 2015   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sosok Yumna dalam film Battle of Surabaya (foto; battleofsurabaya.com)"][/caption]

SUNGGUH membahagiakan bisa menyaksikan film animasi The Battle of Surabaya. Tak sekadar bisa menyaksikan kepingan sejarah tentang betapa heroiknya rakyat Surabaya di masa revolusi tahun 1945. Tak sekadar bisa menikmati rasa sejarah yang kaya dengan detail-detail dan disajikan dengan sangat menarik. Tak sekadar merasakan heroisme dan keberanian warga Surabaya yang sungguh menggetarkan.

Namun, kisah animasi ini hendak melihat peristiwa sejarah dari sisi warga biasa. Ada banyak sosok yang menyaksikan perang dengan getir. Ada kisah penyemir sepatu yang menjadi agen rahasia republik, warga Jepang yang simpati pada Indonesia, para samurai dari kelompok Kipas Hitam yang mencekam Surabaya, hingga serdadu Inggris yang membawa dendam pada tentara Nazi saat ke Surabaya.

Inilah film animasi cerdas, yang melihat perang dari sisi yang selama ini justru belum banyak dieksplor oleh film-film nasional. Two thumbs up!

***

BOCAH itu bernama Musa. Ia seorang penyemir sepatu. Ibunya bekerja pada pria Jepang bernama Capt Yoshimura. Musa kerap menjadi kurir bagi tentara republik. Ia ditugaskan untuk mengantarkan surat yang berisikan pesan-pesan rahasia kepada para tentara yang bertugas di luar Surabaya. Tugasnya sungguh berbahaya. Ia berhadapan dengan maut yang setiap saat bisa melepas nyawanya.

Ini Surabaya pada tahun 1945. Kemerdekaan baru seumur jagung. Tapi tentara Inggris di bawah pimpinan Jenderal Mallaby datang membawa pasukan, yang diboncengi tentara KNIL yang berasal dari Belanda. Kedatangan pasukan ini memicu murka para tentara republik. Semuanya bersiaga dan setiap saat siap menyabung nyawa.

Kemerdekaan amatlah berharga bagi semua orang. Di radio, beberapa pemimpin seperti Bung Tomo kerap menggedor kesadaran orang-orang untuk membela republik. Ia berkata, “Lebih baik Surabaya banjir dan digenangi darah, daripada harus kembali dijajah.” Pidato ini membangkitkan kesadaran semua orang. Para tentara republik bersiaga atas kemungkinan yang bisa muncul sewaktu-waktu. Surabaya mencekam.

Musa adalah remaja yang terbakar oleh nasionalisme dan digarami oleh kecintaan pada negeri. Ia merasa terpanggil. Ibunya sakit-sakitan lalu tewas ketika perkampungan dibakar oleh tentara penjajah. Musa memendam sedih dan bertekad untuk terus membantu para pejuang. Dari atas pengunungan, sembari memandang siluet Kota Surabaya pada suatu sore, ia mengangkat tangan sembari berteriak “Merdeka!”

Musa tak sendirian. Seorang gadis periang bernama Yumna kerap menemani Musa untuk menjalankan misinya. Gadis periang yang serupa sosok dalam komik Jepang ini menjadi sahabat terdekat Musa. Bahkan benih-benih cinta tumbuh di antara mereka di tengah berbagai tugas rahasia yang harus dilakukan. Mereka laksana dua kupu-kupu yang terus berkejaran dengan riang. Hingga akhirnya sebuah rahasia terungkap.

Yumna memiliki masa lalu yang kelam. Ibunya ditangkap tentara Jepang dan dijadikan jugun ianfu, pemuas nafsu bagi tentara Jepang. Yumna lalu bergabung dengan perkumpulan Kipas Hitam yang anggotanya dilatih beladiri Jepang, lalu melakukan berbagai aksi spionase serta penyerangan. Meski demikian, Yumna telah bertekad untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Ia bergabung dengan palang merah, lalu bertugas di garis depan untuk membantu tentara yang terluka akibat perang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline