Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Mencermati Kekuatan dari Polling dan Opini Publik

Diperbarui: 20 Januari 2019   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: leappakistan.com

Usai debat pertama capres dan cawapres 2019 yang berlangsung pada hari Kamis, tanggal 17 Januari baru lalu, ramai sekali media konvensional dan media sosial menanggapinya, dengan berbagai pokok atau topik pembahasan, baik yang memuji maupun yang mencela.

Tidak untuk menambah lebih meramaikan silang pendapat publik di kalangan publik tentang penampilan kedua capres yang berkontestasi, namun menarik untuk dicermati dan di didalami sedikit tentang topik "opini publik" itu apa dan bagaimananya, karena ada kesan banyak orang tidak memahami hakekat dari opini publik.

Bagi mahasiswa yang belajar ilmu komunikasi, ilmu pemerintahan dan ilmu hukum, maka ilmu tentang opini publik, merupakan salah satu mata kuliah penting dalam menyelesaikan perkuliahan kesarjanaan dan akan terus menghasilkan banyak karya tulis jurnalistik, bahkan juga mereka yang berkecimpung dalam ilmu politik.

Tahap Membentuk Opini Publik

Pemahaman secara komprehensif opini publik bertumpu pada ilmu komunikasi massa dan komunikasi politik yang seyogyanya sangat penting dikuasai bagi pimpinan dan manajemen partai dan juga para kadernya yang akan mendukung kampanye pemilihan. Opini publik atau public opinion merupakan fenomena dalam kehidupan sosial dan politik dan dalam tiga dekade terakhir menjadi sorotan penting di Indonesia.

Mendalami ilmu Opini Publik antara lain dapat dimulai melalui 4 tahap sebagai berikut:

  1. Pemahaman konsep dan pengertian opini publik
  2. Pemahaman kebebasan informasi dan perilaku media
  3. Proses terjadinya opini dan opini publik serta survei opini publik yang meliputi polling dan pemahaman hasil polling
  4. Analisis dan rekomendasi penerapan ilmu opini publik dalam upaya mencerdaskan bangsa berpolitik demokratis

Dari sudut pandang seorang ahli Ilmu Komuniasi spesialisasi Kehumasan, maka perlu kajian studi kasus opini publik mengarah pada Ilmu Public Relations atau kehumasan dan komunikasi politik praktis dalam kancah politik yang sangat dinamis.

Pemahaman komprehensif ini perlu dalam pementasan opini serta pengendaliannya ke arah yang positif sesuai kaidah ilmu Public Relations dan Etika Kehumasan serta kesantunan berpolitik.

Opini publik merupakan ukuran yang dilakukan oleh badan/agency polling. Mengukurnya dapat melalui teknik sampling, yang biasanya dikerjakan melalui telepon (dalam era digital sekarang dapat juga dikerjakan dengan cara media sosial lainnya) dengan menanyakan satu daftar pertanyaan kepada seseorang yang telah ditentukan berdasarkan publik yang dituju.

Publik merupakan target tertentu, bukan masyarakat umum, karena publik sudah dipetakan terlebih dahulu berdasarkan social economic status (SES) termasuk umur, jenis kelamin dan geografis tempat tinggal. Publik yang sudah terarah memberi nilai dalam merangkum hasil polling agar analisis tajam dan berguna untuk ditindak lanjuti lebih mendalam.

Tidak diragukan oleh banyak negara maju (kecuali negara yang masih mengikuti faham otoriter) bahwa opini publik merupakan acuan secara tidak langsung berjalannya suatu pemerintahan demokratis, merupakan fenomena dinamis masa kini (sebenarnya sudah berpuluh tahun lalu fenomena ini berlangsung di Negara demokratis -- Negara Barat -- namun baru beberapa dekade dilaksanakan di Indonesia).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline