Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Srimulat, bahwa Melawak Memerlukan Kerja Sama dan Kekuatan Karakter

Diperbarui: 6 Oktober 2021   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentas lawak Srimulat. (Sumber gambar:Kompaspedia-Kompas.id)

Layar dibuka. Seorang pembantu rumah tangga dengan membawa kemoceng dan berkalung serbet sedang asyik bersih-bersih di ruang tamu. Tidak hanya tangannya yang bekerja, mulutnya juga terus bekerja alias menggumam, mengeluhkan sikap majikannya (Bahasa Jawa: ngrasani). Yang dibicarakan tentang kebiasaan-kebiasaan buruk majikannya.

Biasanya yang paling dijadikan bahan rasanan adalah sifat majikan yang pelit, atau suka bertengkar dengan istrinya.

Tak berapa lama ketika asyik ngomong sendiri tiba-tiba majikan perempuan datang. Majikan perempuan ini biasanya cantik, manis, berkebaya dan bersanggul. Diam-diam pembantu ini naksir pada majikan perempuannya. Dari sini muncul dialog yang ger-geran. Baik ucapan ataupun tindakan selalu mengundang tawa.

Demikian sekilas pembukaan acara lawak Srimulat. Acara yang menjadi favorit baik tua maupun muda. Lawak yang pernah mengalami kejayaan di masanya.

Acara lawak biasanya dibuka dengan instrumen yang begitu khas, suara orang bertepuk tangan dan setting panggung yang menggambarkan ruang tamu. 

Srimulat adalah grup lawak yang didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo dan istrinya yang bernama Srimulat tahun 1950 di Surakarta dengan nama Gema Malam Srimulat.

Pada awalnya Gema Malam Srimulat adalah kelompok seni keliling yang melakukan pertunjukan dari satu kota ke kota lain dari Jawa Timur sampai Jawa Tengah. Srimulat memulai lawakan pertama mereka pada 30 Agustus 1951.

Pada tahun 1961 grup ini mulai menancapkan kakinya di THR Surabaya dengan nama Srimulat review. Meski ada beberapa grup lain yang menyampaikan kritik social lewat lawak, Srimulat tidak ikut terbawa arus.

Dalam lawakannya Srimulat benar-benar hadir untuk menghibur dengan membawa subkultur Jawa.  Pun dengan perkembangannya, Srimulat akhirnya bisa mendirikan cabang-cabangnya di Jogja, Semarang, Surabaya dan Jakarta.

Srimulat mempunyai banyak pemain dan komposisinya selalu berganti-ganti.Walau demikian lawakannya selalu lucu dan mengena di hati. 

Meski materi lawakannya sering diulang-ulang , grup lawak yang dikomandani oleh Asmuni, Bambang Gentolet, Didik Mangkuprojo , Tarzan, Paimo , Tessy, Isye dkk ini sangat sukses mengocok perut penonton dikarenakan para pemainnya yang memiliki karakter yang kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline