Lihat ke Halaman Asli

Why "Avatar: The Last Airbender" is Such A Good Show!

Diperbarui: 15 Maret 2020   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

credit: all-things-taang.tumblr.com

Yall wanna talk about Women's History Month but won't talk about the numerous feminist icons on Nickelodeon's: Avatar the Last Airbender. Can't take yall seriously at ALL.

Kalau kamu  belum pernah menonton Avatar: The Last Airbender maka kamu udah 15 years behind on a show yang mana serial ini tuh bisa jadi puncak dari repertoar kartun masa kecil kalian. 

ATLA, sebagai penggemar yang paling sering menyebutnya, adalah serial kartun tentang seorang anak laki-laki bernama Aang, bison terbangnya, lemur-kelelawar, dan kipas luncur layang dalam sebuah petualangan untuk menjelajahi dunia dan pencarian diri. penemuan.  Ding, i'm just  joking.

Jadi kartun ini tuh bercerita tentang seorang bocah laki-laki berumur dua belas tahun bernama Aang, tetapi sebenarnya usia asli dia itu sudah jauh lebih dari yang tadi disebutkan, self-identity tale

Dan kartun ini sebenenarnya penuh dengan ambiguitas moral, villain digambarkan sebagai manusia (selain emang karakter ini memang jahat, yang murni jahat membawa terorisme warisannya), narasi penjajah/penakluk memiliki keberadaan sejarah yang akrab, dan topik genosida yang dieksplorasi melalui pembantaian seluruh Airbender(s), dan semuanya berubah ketika para perempuan di serial ini menyerang.  

I am disappointedly shaking my head if you don’t know why that line is so pinnacle

Anyway, ada banyak karakter berkualitas tinggi di ATLA universe, tapi hari ini adalah tentang perempuan dan their feminist regime

Para karakter perempuan ini hadir dengan beragam dalam latar belakang, kemampuan, pendidikan, dan afiliasi dalam perang yang sedang berlangsung selama satu abad dan sedang berkecamuk di sekitar mereka.

Pertama, ada Katara yang berusia 14 tahun. Karena rumahnya, Suku Air Selatan, sedang diserang oleh armada Negara Api, Katara merupakan waterbender satu-satunya yang tersisa di belahan dunia Selatan. 

Setelah perjalanan panjang ke Suku Air Utara dengan harapan menemukan waterbending lainnya yaitu Master Paku untuk mengajarinya.

credit: http://audreymgonzalez.com/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline