Lihat ke Halaman Asli

Yudithia Maxiselly

Student of life

Plant Lovers

Diperbarui: 28 Maret 2023   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini meski mata saya terpejam namun pikiran masih berputar tentang bagaimana cara saya berkenalan dengan mereka, yah mereka sesuatu yang selalu ada di hati dan membangun pribadi saya meskipun mereka hanya tanaman.

Saya seorang ibu-ibu yang masih muda (mungkin.... tergantung yang menilai) dari 3 anak dan tentu satu suami selain itu saya masih terdaftar sebagai pengajar di fakultas pertanian salah satu universitas negeri di kota bandung (jelas banget petunjuknya hehehe). Karena ilmu saya dalam mengajar masih seumur tanaman karet fase awal sadap maka sayapun saat ini baru saja selesaikan study saya di negeri Durian Monthong untuk menambah kapasitas ilmu pertanian saya(katanya) tapi kenyataannya seorang mahasiswa doctoral itu lebih banyak mendapatkan pelajaran hidup daripada bidang keilmuannya. 

Kenapa saya terjerumus dibidang tanam-tanaman ini meskipun orang tua saya bukan jurangan sawah?? Sekali ini saya akui bahwa saya tidak terjerumus, it is one of my dream to become lecturer and actually I love plants so much. Begini ceritanya mengapa saya sayang tanaman...

Awal saya kenal tanaman itu sekitar kelas 2 SD, saat itu saya sedang main ke rumah tetangga yang ibunya lagi beli sayur di tukang sayur keliling dan teman saya bilang

"eh kita beli kacang tanah yuk, coba kita tanam"

 Eh emang bisa"kata saya.. pada saat itu saya gak ngerti bagaimana caranya kacang ditukang sayur bisa jadi tanaman kacang.

"Coba aja.. tapi dirumah lu ya dith, soalnya rumah gua gak ada tanahnya lagi" kata teman saya itu.

Halaman di rumah teman saya itu ditanami beberapa tanaman namun yang tidak ditanam ditutup paving block sehingga tak ada tanah sisa, maka sayapun mengiyakan.

Kami gunakan se 1 x 1m tanah yang ada dipojok halaman rumah saya. Kami gemburkan dengan sendok pasir dan tanam dg kacang-kacang itu. Setiap hari saya lihat kebunku apakah sudah tumbuh kacang atau belom, dan sambil menunggu kita tanam tanaman lain disekitar kacang dg cara asal-asal anak SD. Kami tanam bawang dari bawangnya, kami tanam daun bawang dari daun bawangnya karena kita pikir yg ada akarnya bisa tumbuh. Selang seminggu kacang-kacang mulai ada yang tumbuh diikuti oleh bawang-bawang. Setiap hari kusiram semua agar tanaman minum walau kita bingung kalau kasih makan bagaimana.

Masalah mulai timbul saat bawang-bawang merah mulai berdaun dan daunnya banyak yang mongering, otak bocah 2 SD berpikir mungkin bawang-bawang itu sakit maka harus diobati, tapi pakai apa?? 

Kamipun berpikir, kalau kami sakit ibu memberi obat flu atau penurun panas maka kamipun ke warung dan beli salah satu tablet penurun panas yang popular dizaman 90 an itu. Kami encerkan dengan air dan kami cabut bawang dengan hati-hati dan masukan ke dalam air obat tadi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline