Lihat ke Halaman Asli

Yudi Kresnasurya

PRIBADI BIASA

Membudayakan Literasi, Membangun Bangsa

Diperbarui: 4 Agustus 2020   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Literasi banyak dimaknai dengan keberaksaraan atau keahlian membaca dan menulis. Namun seiring dengan perkembangan zaman, literasi juga mengalami perkembangan makna, seperti berhitung, berbicara, berkarya hingga mengecek dan mengecek kembali berbagai informasi yang diterima. 

Banyak dari para peneliti yang mengatakan bahwa literasi dapat dijadikan indikator bagi maju atau berkembangnya suatu negara, dalam artian sebuah bangsa yang memiliki indeks literasi yang tinggi maka negara tempat mereka tinggal hampir bisa dipastikan memiliki pembangunan yang lebih baik, begitu juga sebaliknya.

Makna literasi yang sudah berkembang menjadikan literasi mulai dikelompokkan sesuai dengan aspek yang ada, seperti literasi budaya, literasi keuangan, literasi informasi, literasi politik dan sebagainya. 

Bentuk -- bentuk literasi tersebut sebenarnya lebih mengarahkan seseorang untuk memfokuskan literasi mana yang akan diutamakan untuk mendukung pekerjaannya ataupun kinerjanya. 

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017) untuk menunjang suksesnya pembangunan Indonesia di abad ke-21, masyarakat  Indonesia harus menguasai enam literasi dasar, yaitu literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya.

Melihat anjuran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di atas, bahwa memang semua literasi dasar tersebut sangat berpengaruh bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Semua literasi tersebut merupakan dasar -- dasar dalam melangkah pada zaman yang sudah modern seperti sekarang. 

Sebagai contoh, literasi sain, dimana Bangsa Indonesia harus melek dan menguasai sain yang merupakan motor utama dalam zaman teknologi. Bangsa  Indonesia harus berjiwa kreatif dan memiliki semangat tinggi menguasai sain sehingga tidak kalah dengan bangsa-bangsa lainnya. 

Banyak peneliti yang mengungkapkan bahwa dalam rentang 10 tahun ke depan banyak sumber daya manusia yang bekerja di intansi atau pabrik akan berkurang hingga setengahnya. 

Mereka akan digantikan dengan berbagai aplikasi yang dianggap lebih murah, lebih cepat dan lebih mudah. Hal ini sebenarnya sudah bisa dilihat pada masa kini. Contoh  ketika penggunaan uang fisik sudah banyak digantikan dengan uang virtual dalam membayar banyak keperluan seperti masuk jalan tol, naik kereta ataupun yang lainnya, sehingga pekerja-pekerja bisa dikurangi dan digantikan dengan aplikasi-aplikasi.

Namun demikian, ternyata realita yang kita lihat sekarang, budaya literasi belum menjadi prioritas bagi masyarakat ataupun pemerintah. Mereka seakan terlupa bahwa berbagai masalah yang ada akan lebih mudah diselesaikan dengan pendekatan literasi yang sesuai, misal permasalahan di bidang ekonomi akan mudah dicari jalan keluarnya jika literasi finansial sudah dimengerti oleh Bangsa Indonesia. 

Demikian juga masalah -- masalah sosial lainnya akan mudah diselesaikan jika pemerintah dan masyarakat bersama -- sama memajukan budaya literasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline