Lihat ke Halaman Asli

Menjaga Satwa di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh

Diperbarui: 20 Agustus 2019   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

istimewa

Pemerintah sudah berupaya untuk melakukan perlindungan keanekaragaman hayati  dari ancaman kepunahan dan tindak kejahatan. Bentuk nyata upaya pemerintah adalah dengan dibentuknya kawasan Taman Nasional.
Khususnya di Provinsi Jambi terdapat beberapa Taman Nasional. Salah satunya adalah Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) yang memiliki luasan 144.223 hektare. TNBT sebagaimana Taman Nasional bertujuan sebagai perwakilan ekosistem hutan hujan tropis perbukitan dataran rendah di Sumatera.

Kawasan ini terkenal dengan tempat tinggal terakhir spesies yang hampir punah. Seperti spesies orangutan sumatera, harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, tapir asia, beruang madu dan berbagai spesies burung yang terancam. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh juga berfungsi sebagai pengendali hidrologi bagi Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Indragiri dan Batanghari.

Taman Nasional Bukit Tiga Puluh memiliki keaneka ragaman flora dan fauna juga memiliki begitu banyak keindahan yang luar biasa. Disini terdapat 660 spesies tumbuhan dan 246 merupakan tumbuhan obat. Ada beberapa jenis spesies langkah seperti cendawan muka rimau (rafflessia hasselti), jernang (daemonorops draco), pulai (alstonia scholaris), getah merah (palaguyum sopi), jelutung (dyeracosculata) dan pohon nibung (oncosperma tigilarium).

Keistimewaan yang lain dari Taman Nasional Bukit Tiga Puluh adalah sebagai tempat tinggal suku Talang mamak dan suku Kubu, dua suku ini dianggap sebagai keturunan ras proto--mlayu.

Tujuan utama dari TNBT ini sendiri adalah untuk peningkatan fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan serta pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistem Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Termasuk juga dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam TNBT. Serta pemberdayaan masyarakat di sekitar TNBT.

TNBT berada di dua wilayah administratif, yakni Provinsi Jambi dan Riau. Untuk di Provinsi Jambi TNBt berada di wilayah Kabupaten Tebo. Diresmikan pada 2002, TNBT merupakan kawasan konservasi pertama yang ditetapkan dari perubahan fungsi lahan HPH aktif serta hutan lindung. 

Kepala SPT Wilayah I TNBT Jambi, Hendra mengatakan, tujuan utama keberadaan TNBT ini adalah untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan satwa liar. Di dalam kawasan TNBT sendiri terdapat cukup banyak satwa liar. Mulai dari Harimau hingga Beruang. Sementara untuk Gajah, kata Hendra lebih banyak di Hutan Produksi. "Kawasannya berbukit-bukit. Jadi gajah agak susah. Walaupun ada tapi sedikit," kata Hendra kepada penulis. 

Sejauh ini kata Hendra, ancaman perambahan liar hampir tidak menyentuh wilayah TNBT yang ada di Provinsi Jambi. Pihaknya, rutin dan intens melakukan patroli pengamanan di kawasan TNBT. "Kebakaran juga gak ada dalam beberapa tahun terakhir. Hutan alam itu sulit terbakar, karena hutannya kan basah. Lagian tim kita intens patroli. Sekarang aja ada tim saya yang di lapangan," kata Hendra.

Hendra memastikan, meski di sejumlah wilayah di Provinsi Jambi saat ini sedang dilanda kekeringan dan terjadi kebakaran di sejumlah titik, di wilayah TNBT tidak ditemukan hotspot. "Saya bisa pastikan itu," kata dia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline