Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Setelah Timnas Indonesia Batal ke EAFF

Diperbarui: 7 Agustus 2022   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iwan Bule, Ketum PSSI| Dok PSSI via Kompas.com

Dalam beberapa pekan terakhir, isu soal rencana Indonesia pindah ke EAFF (AFF-nya Asia Timur) bergulir, setelah terjadinya kasus sepak bola gajah yang melibatkan Thailand dan Vietnam di fase grup Piala AFF U-19 edisi 2022.

Desakan warganet suporter Indonesia, terutama yang kecewa, ternyata ditindaklanjuti PSSI. Mulai dari mengajukan protes resmi ke AFF, sampai melakukan komunikasi dengan EAFF, semua sudah dilakukan. Tak ketinggalan, warganet suporter Timnas Indonesia juga berbondong-bondong mem-follow akun media sosial EAFF.

Manuver PSSI ini memang sempat direspon AFF, dengan merilis jadwal Piala AFF 2022. Ulasan demi ulasan soal untung rugi pindah ke EAFF atau bertahan di AFF pun bermunculan.

Tapi, seiring kemenangan 2-1 Timnas Indonesia U-16 di ajang Piala AFF U-16, Sabtu (6/8) lalu, titik terang soal spekulasi ini pun hadir. Iwan Bule, selaku Ketum PSSI menyatakan, Indonesia tetap bertahan di AFF.

Keputusan ini muncul, setelah temuan Komisi Disiplin AFF menyatakan, tidak ada indikasi sepak bola gajah di laga Thailand versus Vietnam. Pada prosesnya, AFF juga melibatkan Komisi Disiplin Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang juga mengkonfirmasi temuan AFF tersebut.

Pertimbangan lainnya adalah, Indonesia berada di kawasan ASEAN. Jika pindah ke EAFF, akan ada biaya ekstra, khususnya untuk akomodasi dan adaptasi fisik. Maklum, negara-negara Asia Timur umumnya adalah negara empat musim, tidak seperti di Asia Tenggara.

Jika dikalkulasi, biayanya akan jauh lebih besar, daripada bertanding di kawasan ASEAN.

Sebenarnya, keputusan ini sudah cukup bisa diduga. Dalam sejarahnya, PSSI bukan tipe lembaga yang berani ambil risiko, untuk satu keputusan yang kurang populer.

Apalagi, kalau itu butuh biaya sangat besar. Jadi, rencana pindah ke EAFF bisa dibilang hanya sebuah gertak sambal, dengan membonceng reaksi kecewa sebagian warganet suporter Timnas Indonesia.

Tentu saja ini bukan hal baru, karena PSSI selama ini biasa membonceng harapan publik sepak bola nasional, khususnya setiap kali menunjuk pelatih, dan mematok target prestasi. Mereka sudah sangat berpengalaman dalam hal bonceng-membonceng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline