Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Komunitas dan Ikatan

Diperbarui: 20 Agustus 2021   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Komunitas (Pixabay.com)

Bicara soal komunitas, tentunya tak lepas dari sebuah ikatan. Sebenarnya ada bermacam-macam ikatan yang bisa saja hadir. Entah karena kesamaan identitas (suku, agama, atau sejenisnya) rasa sungkan, peran di organisasi, atau sejenisnya.

Saya sendiri pernah dan sedang terlibat di komunitas, seperti komunitas keagamaan, atau komunitas menulis, dengan beragam minat dan sudut pandang.

Sebenarnya ini cukup menyenangkan, karena saya tidak merasa sendirian. Ada ikatan yang membuat saya merasa tenang, serasa di rumah sendiri.

Tapi, seiring berjalannya waktu, ada kalanya ikatan itu mengalami seleksi alam. Dalam artian, waktu akan menunjukkan, mana yang baik atau tidak, mana yang akan berlanjut dan terpisah.

Sedikit ekstrem, tapi begitulah situasi yang  saya alami. Komunitas yang baik biasanya membangun ikatan secara alami, sifatnya sukarela, tanpa paksaan.

Tanpa dikejar-kejar pun, mereka akan hadir dengan sendirinya. Andai absen, tak ada yang mempertanyakan, karena pola pikirnya memang sudah dewasa.

Alhasil, ada kesepahaman dan saling respek yang baik. Hubungan personal di luar komunitas pun terjalin dengan baik, dengan durasi yang sangat awet.

Alasannya simpel, semua saling merasa nyaman. Dari situ, muncul dampak positif, entah buat kita sendiri atau komunitas secara umum.

Hal ini saya alami di komunitas menulis. Di luar urusan tulis-menulis, interaksi yang ada benar-benar hidup. Entah bercanda atau serius, semua sama baiknya.

Andai saya (atau yang lainnya) tak bisa hadir di event komunitas, tak ada masalah, semua tetap baik-baik saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline