Lihat ke Halaman Asli

Yosep Efendi

TERVERIFIKASI

Penikmat Otomotif

Avanza-Xenia 2019 Cuma Gitu Aja, Yakin?

Diperbarui: 5 Januari 2019   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Avanza 2019 VS Xpander | sumber gambar: IG @mo_car503 dan mitsubishi-motors.co.id

Awal tahun 2019 ini, dunia otomotif Indonesia diramaikan dengan munculnya foto-foto yang diyakini adalah All New Avanza-Xenia 2019.

Sebelumnya, diakhir tahun 2018, siluet All New Avanza-Xenia ramai diperbicangkan. Yang kemudian memicu desainer penghobi otomotif untuk mengembangkan desain Avanza-Xenia 2019.

Xenia dan Avanza 2019 | sumber gambar: IG @otomotifmagzdotcom

Para desainer tersebut sangat kreatif, yang kemudian menghasilkan karya desain Avanza 2019 yang luar biasa bagus.

Sayangnya, foto yang diyakini sebagai Avanza-Xenia 2019 justru tidak sesuai dengan imajinasi para desainer tersebut. Publik pun kecewa. Yaa, terkadang memang kenyataan tak sesuai harapan.

Jangan Berdebat Soal Desain, Percuma!

Topik desain ini harus saya bahas di awal, agar tidak ada perdebatan sengit antara penggemar Xpander dan Pengabdi Avanza. Santai yo Lur, setel kendo mawong nggih.

Yak, jangan sekali kali memperdebatkan desain di sini, gak ada gunanya, gak akan ada kesimpulannya dan gak akan nemu titik temu. Sebab, -mohon maaf nih-, yang kebanyakan dilihat konsumen atau calon konsumen adalah aspek estetika. Celakanya, tak sedikit konsumen tadi adalah pengikut estetika aliran subjektif.

Menurut Mbah Immanuel Kant, aliran subjektif adalah golongan orang yang menyukai sesuatu tanpa direnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada subjek. "Sekadar" rasa senang.

Nah, mau berdebat dengan orang yang secara "membabi buta" menyukai sesuatu, yang bahkan mereka tak punya alasan mengapa menyukainya. Yang perlu saya garis bawahi adalah kegunaan praktis.

Ingat bahwa, dalam mendesain kendaraan, minimal harus berdasar pada 3 aspek, yaitu Aerodinamika, Ergonomi dan Esetetika. Duh kayak ngisi kuliah aja nih. Sebaik apapun desain aerodinamika, berapa gaya Lift Up, Down Force, Drag Force, atau sekecil apapun nilai Coefficient of Drag, gak akan berpengaruh banyak untuk MPV di jalanan Indonesia. Akan terasa di toll, yang masih sepi.

Aspek kedua, Ergonomi. Aspek ini paling banyak ditemui dan dirasakan di bagian interior. Saya yakin, desainer kendaraan, sudah meneliti aspek biomekanik dan anthropometri untuk suatu kendaraan. Sayangnya aspek aerodinamika dan ergonomi ini masih kalah dengan pertimbangan estetika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline