Lihat ke Halaman Asli

Yonathan Lu Walukati

Seorang pemalas yang kadang suka menulis

Sepenggal Kisah di Tanah Napoe

Diperbarui: 9 Februari 2023   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto berlatar Umabara. (Dokumentasi Pribadi, diambil oleh tuan rumah) 

Napoe. Sebuah desa di ujung utara kabupaten Sumba Timur. Orang-orang yang sering melintas ke arah sini, biasa menyebutnya jalur Pantura. 

Namun, ada yang lebih dari itu. "Kambatang Kalitu, Kikung Kalangga." Sebuah bait adat desa Napu, yang dulunya adalah pusat pemerintahan Kerajaan Napu pada Masa Swapraja.

Napu lebih dari sekadar desa. Ia berbatasan langsung dengan kampung pertama leluhur orang Sumba, Wunga. Kambata Lumbu Hoba Kiku La Patauna. 

Napu adalah rumah para pejuang kemerdekaan, di antaranya adalah Reku Landu Urang dan Umbu Ndilu Danguramba. 

Lebih dari itu, Napu dulunya adalah sebuah kerajaan, seperti halnya kerajaan-kerajaan Sumba yang pernah ada. Kerajaan Napu dibentuk tahun 1860 dengan raja pertama adalah Umbu Kambara Windi.

"Itu kampung Halambar Cuna," kata Andani mengarahkan pandangan saya ke sebuah kampung yang dikelilingi pagar batu.

"Kalau masuk di sana tidak bayar?"

"Gratis."

Perjalanan kami sebentar lagi tiba. Saat melewati sebuah danau yang sejauh mata memandang, sangat indah nan eksotis, "itu danau Kalambar Cuna," katanya lagi. 

Dan selanjutnya saya tidak ingat lagi ibu kepsek cerita apa tentang danau itu. Di ujung sana, ada sebuah rumah yang terlihat dari perjalanan. "Itu sam rumah, yang ada seng besar."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline