Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Dukungan dalam Pilih Kepala Desa Selalu Berujung Pemecahan

Diperbarui: 4 November 2021   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi pemilihan Kepala Desa. Sumber:harapan rakyat.com

Pernahkah kita mengalami beda dukungan atau beda pilihan dalam politik? Mungkin kita semua juga pernah mengalami perbedaan dukungan dalam pilih Kepala Desa di wilayah Desa kita masing-masing. Tetapi sayangnya, perbedaan dukungan dalam pilih Kepala Desa selalu berujung pemecahan.

Kita semua ketahui, bahwa perbedaan pilihan sudah menjadi hal yang lumrah dalam berpolitik. Hal yang sama kita ketahui, dimana adanya perbedaan dukungan dalam pilih Kepala Desa juga kerap kali terjadi saat kontestasi politik pilih Kepala Desa. Akan tetapi, bagi orang yang tidak paham eksistensi dan esensi politik, perbedaan pilihan itu justru akan berujung pemecahan. 

Dalam politik pemilihan kepala desa kerap kali terjadi adanya oposisi didalam satu selimut yakni dalam keluarga, suku, ras,dan agama. Oposisi dalam satu selimut ini justru akan memicuh timbulnya rasa iri dan benci antara sesama kerabat atau keluarga. Sehingga, dampaknya adalah terciptannya dendam politik, sekalipun kontestasi politik pilih Kepala Desa itu sudah dilewati.

Dalam politik pilih kepala Desa, sontakan dan gelombang dukungan dari masyarakat sebagai pemilih sangat jelas dirasakan dan dilihat lansung oleh para-para calon Kades. Selain Kades, team-team dari masing-masing kandidat juga turut melihat dan merasakan lansung kekuatan gelombang dukungan dari Masyarakat. 

Dengan demikian, sangatlah mudah melihat dan mengetahui arah dukungan atau pilihan dari Masyarakat tersebut. Dalam kontestasi politik pilih Kepala Desa rahasia pilihan itu tidak ada, karena adanya keterbukaan dukungan dari masyarakat kepada masing-masing kandidat yang menjadi jagoannya. Dengan demikian, terbentuknya sekat-sekat di antara Masyarakat karena perbedaan pilihan tersebut.

Sementara itu, kita semua ketahui bahwa, proses pemilihan kepala desa serentak tinggal hitungan hari saja. Tepatnya dilaksanakan pada tanggal 11 November 2021 mendatang. Kegiatan sosialisasi dan kampanye tatap muka juga sudah dilakukan oleh masing-masing Cakades. Antusias masyarakat dalam menghadiri kegiatan sosialisasi dan kampanye tatap muka ini juga sangat terlihat. Begitulah bentuk dukungan dari Masyarakat kepada masing-masing kandidat sebagai jagoannya.

Sontakan dan teriakan dari masing- masing para pendukung Cakades juga masih didengar. Tidak hanya itu, hari ini perdebatan di antara masyarakat sebagai pendukung juga marak terjadi di media sosial. Perdebatan-perdebatan ini juga banyak memicuh munculnya rasa benci diantara Masyarakat, sehinggah rasa sosial yang tercipta sebelumnya pecah rapuh, hanya karena beda pilihan dalam pilih Kepala Desa.

Seharusnya, semua masyarakat saling menghargai adanya perbedaan pilihan dalam kontestasi politik pilih kepala desa. Tapi sayangnya, hanya sebagian orang yang menghargai perbedaan pilihan tersebut. Sehinggah tak bisa dipungkiri, karena kurangnya pengertian dalam menghargai perbedaan pilihan, sehinggah kerap kali terjadi adanya bentrokan di antara Masyarakat sebagai pendukung dari masing-masing kandidat. 

Dalam kontestasi politik Pilkades, pilihan suara hati atau dukungan sudah tidak bisa dirahasiakan. Karena bentuk dukungan yang jelas dari masyarakat sebagai pemilih sudah bisa terbaca dan terlihat pada saat kegiatan sosialisasi atau kampanye tatap muka dari masing- masing Cakades. Sehinggah rahasia pilihan itu tidak ada. Dengan keterbukaan dukungan dari masyarakat sebagai pemilih ini, sehinggah sangat terlihat jelaslah perbedaan pilihan diantara Masyarakat. 

Gelombang dukungan masyarakat sangat jelas dibaca pada kegiatan kampanye pilih Kades. Sehinggah, dengan adanya perbedaan gelombang dukungan pada kegiatan kampanye ini selalu memicuh rasa iri dan dengki antara team dari masing-masing calon Kades. Memang, pada dasarnya perbedaan pilihan dalam politik merupakan hal yang lumrah. Tetapi sayangnya, perbedaan dukungan dalam pilih Kepala Desa selalu berujung pemecahan.

Penulis: Olan D'goi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline