Lihat ke Halaman Asli

Esai Gambaran Kehidupan Tidaklah Indah melalui Novel "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" karya Tere Liye Oleh Yolanda Nawaal Abiyyah

Diperbarui: 7 Maret 2024   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

 Di kehidupan tentu saja, pasti ada berbagai macam permasalahan. Bertengkar dengan jiwa, perasaan, pikiran dan waktu sangatlah melelahkan. Sebagai manusia tentu nya untuk melewati permasalahan yang dihadapi nya itu bukanlah hal yang mudah. Dimana kita harus menjaga berbagai perasaan dan hati seseorang.

" Tiga tahun lamanya aku dan Dede  menjalani Hidup kehidupan di rumah kardus itu. Mengenal hampir semua tikungan Jalan kota. Hafal mati semua bangunan yang berderet memenuhinya. Sehafal kami dengan jumlah tumpukan sampah di dekat rumah kardus. Rumah kardus dengan sebatang Pohon Linden di sebelahnya."
 
  Pada penggalan novel tersebut, penulis mengajarkan kita arti dari kesederhanaan. Menerima segala sesuatu di kehidupan ini dengan ikhlas dan tulus. Berperang melawan arus kehidupan tak akan luput dengan kesusahan dan kesenangan seseorang. Melihat dedaunan di pohon sudah cukup membuat hati kita menjadi lebih tenang dan tentram.

  Seseorang kadang membuat duka bagi kita dan kadang membuat senang. Hanya orang berhati mulia yang mampu mengikhlaskan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Seperti judul pada novel ini, " Daun yang jatuh tak pernah membenci angin", daun di ibaratkan sebagai seseorang dan angin menggambarkan kehidupan yang fana ini. Artinya walaupun kita di jatuhkan berkali-kali oleh berbagai jenis masalah di kehidupan, maka kita harus kuat dengan adanya cobaan hidup.

 Seseorang bisa saja memaafkan kesalahan orang lain, tetapi tidak bisa melupakan apa yang terjadi. Maka kita sebaiknya dapat memaafkan kesalahan orang lain dan meninggalkan kejadian yang terjadi.
 
Di dalam Kehidupan ini, tabah dan sabar adalah salah satu cara untuk tetap kuat dalam menghadapi masalah dan cobaan. Ketika seorang mampu berbuat sabar, ikhlas dan tulus maka kita akan tetap optimis menjalani hidup walaupun di timpa dengan ribuan masalah sekaligus.

Berat rasanya untuk menjalani hidup ini. Seolah olah kita sedang menggendong puluhan kilo bebatuan. Wajar saja jika kita sering menangis, hal ini untuk meluapkan emosi yang kita pendam. Kehidupan ini memanglah tidak indah yang kita bayangkan.

 Berusaha untuk bahagia di hadapan banyak orang, merupakan sesuatu hal yang tidak mudah untuk di jalani. Di mana kita harus benar benar mengunci perasaan yang sebenarnya terjadi. Seringkali kita tidak sengaja meluapkan emosi kita di hadapan banyak orang, hal ini di lakukan karena seseorang sudah sangat lelah untuk memendam emosi nya.

Novel ini mengajarkan kita harus tetap ikhlas, tabah, sabar dan tulus dalam menjalani kehidupan ini. Serta selalu ingat dengan orang yang kita cintai. Kesabaran merupakan sesuatu yang di ajarkan dalam novel ini, untuk tetap menahan emosi kita di mana pun berada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline