Lihat ke Halaman Asli

Yosepha D

VL-XXI

Media Baru: Berkembang dalam Modernitas

Diperbarui: 17 Februari 2017   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan media baru telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Hal ini juga diikuti oleh perkembangan teknologi yang makin pesat dari hari ke hari. Sumber gambar : https://zarapintar.wordpress.com/2013/01/05/bahasa-media-baru/

Perubahan zaman menuntun manusia untuk berinteraksi secara lebih kompleks. Kompleksitas tersebut terjadi antara kemungkinan-kemungkinan teknologi baru dan membangun media baru. Sebagai contoh, sekarang banyak ditemui migrasi konten antar bentuk media, menuntut seluruh produser media untuk peduli dan berkolaborasi dengan beragam jenis media lainnya.

Sebutan ‘media baru’ dapat diaplikasikan tanpa menimbulkan banyak perdebatan. Mengapa? Pertama, media baru tumbuh dalam zaman yang penting. Media merupakan bagian yang besar, bahkan mendunia sehingga turut mengubah sejarah. Kedua, adanya ideologi positif dalam konsep ‘baru’. Ketiga, media dinilai berguna yang mencegah adanya kontroversi dalam penyebutan ‘media baru’.

Media baru tentu makin kompleks, apalagi ketika berkaitan dengan bidang-bidang lainnya. Berikut merupakan beberapa faktor dari bertambahnya cakupan bidang sosial, ekonomi, dan budaya, ketika berkaitan dengan media baru.

  • Bergesernya modernitas ke postmodernitas
  • Meningkatkan proses globalisasi
  • Pergantian dari masa indusri ke postindustri

Singkatnya, media baru merupakan bentuk media yang mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Media pun tak dapat lepas dari teknologi, sehingga memungkinkan pula peningkatan produktivitas, tumbuhnya kreativitas baru. Selain itu, media baru pun menawarkan sifat inklusif, artinya terbuka bagi siapapun. Sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat di bumi mampu mengakses media.

Media baru memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan model media sebelumnya. Karakteristik tersebut adalah sifat media yang digital, interaktif, hypertextual, segala sesuatu tampak lebih nyata (maya), berjejaring, dan bersifat tiruan.

  • Digital : Dalam media digital, seluruh input data dikonversikan dalam angka. Data tersebut membentuk kualitas cahaya atau suara yang telah dikodekan dalam bentuk ‘analog’, seperti teks, grafik, dan diagram. Bentuk-bentuk itu kemudian diproses dan diubah dalam bentuk angka-angka, sehingga output-nya ditampilkan dalam layar atau bahkan versi cetaknya.
  • Interaktivitas : Interaktivitas merupakan salah satu nilai tambah dari karakteristik media baru. Ketika media lama menawarkan konsumsi secara pasif, media baru berani bertindak sebaliknya. Secara umum, semakin lama interaktivitas bertahan, maka semakin kuat pula ketergantungan pengguna dengan media. Semakin independen relasi media pada narasumber, maka makin banyak jumlah penggunanya. Dalam konteks ini, menjadi aktif mengacu pada kemampuan user (pengguna) untuk ikut campur tangan dalam  gambar dan tulisan yang diaksesnya. Sehingga mereka turut  aktif, bukan hanya sebagai pembaca dari budaya visual.
  • Hypertextual : Hypertext adalah suatu teks yang menyediakan beragam jaringan link ke teks lain ‘di luar dan di balik’ jaringan itu sendiri. Pola jaringan atau link ini dapat dianalogikan seperti cara kerja otak. Entah disadari ataupun tidak, otak akan secara otomatis mencari info lain di luar pengetahuan yang telah ada. Keterhubungan itulah dapat disebut hypertext, hanya saja dalam konteks yang berbeda.
  • Networked : Dalam 25 tahun terakhir, perkembangan jaringan yang makin menyebar mengubah media dan proses komunikasi. World Wide Web, intranet perusahaan, jaringan blog, forum online, dan seluruh daftar e-mail merupakan beragam jaringan dengan skala dan kompleksitas yang berbeda pula. Mereka menyatu maupun terhubung antara satu jaringan dengan jaringan lainnya. Seluruh jaringan tersebut saling terkoneksi dalam cakupan global, sehingga tiap individu bisa saja menyelundup pada jaringan lainnya. Persoalan menyelundup tersebut tampak merugikan bidang lain, seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
  • Virtual : Dunia maya, obyek, lingkungan, realitas yang tampak nyata pun juga karena efek media baru. Terkadang karena kemiripan antara dunia maya dengan nyata, seseorang merasa lebih nyaman hidup dalam dunia virtual.
  • Simulated : Media baru mampu merepresentasikan suatu hal. Biasanya mengarah pada sifat imitasi. Secara singkat, simulasi atau maya sesungguhnya adalah suatu kreasi buatan yang mampu menunjukkan kesamaan dengan aslinya.

Penggunaan media baru biasanya tak lepas dari peran internet. Internet dilihat sebagai penyedia segala hal dalam bagi kehidupan manusia, dalam ranah publik. Selain itu berbagi ruang online juga memberikan wadah bagi komunitas cyber, mencegah kehidupan yang terasingkan.Perkembangan media baru selalu diikuti dengan kemajuan teknologi pula. Teknologi baru mampu membentuk hubungan yang baru pula dengan subyek (pengguna dan konsumen).

Menilik kembali beberapa karakteristik mengenai media baru, maka portal berita sebagai bagian dari perkembangannya pun juga sepatutnya memiliki ciri-ciri yang sama pula. Sebagai contoh, Kompas.com. Salah satu portal berita terkemuka di Indonesia tersebut telah bersifat digital, interaktif, hypertextual, networked, virtual, dan simulated.

Kompas.com dapat disebut digital. Hal ini disebabkan ketika jaringan mampu terkoneksi dengan internet, maka di balik tulisan, gambar, suara, dan video yang diunggah sebenarnya diolah menggunakan bahasa pemrograman. Selain itu, sifat interaktif Kompas.com tampak dari tersedianya kolom komentar yang dapat dituliskan secara bebas oleh para pembaca atau user. Tiap orang berhak mengemukakan pendapatnya, sehingga komunikasi berjalan dua arah. Kompas.com sebagai media memberikan informasi, sedangkan user mampu menanggapi informasi tersebut. Karakteristik hypertextual, paling mudah untuk ditemui portal berita ini. Hanya dengan memilih atau ‘klik’ judul berita, maka secara otomatis tersambung dengan penjelasan berita tersebut.

Ketika ditanya mengenai networked, maka Kompas.com sebagai portal berita tentu telah memenuhi karakteristik tersebut. Sebab Kompas.com hanya dapat diakses jika tersedia jaringan internet. Jaringannya pun telah berada dalam lingkup global. Virtualdan simulated terlihat dari video dan penggambaran berita yang seolah-olah ada di depan mata pembaca. Tak heran jika user pun akhirnya mampu berempati dan merasakan kejadian yang diberitakan.

Secara umum, rata-rata portal berita di Indonesia telah memenuhi keenam karakteristik media baru. Karakteristik tersebut adalah digital, interaktif, hypertextual, networked, virtual, dan simulated.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline