Lihat ke Halaman Asli

Yana Haudy

TERVERIFIKASI

Ghostwriter

Kala si Difabel Menanggung Hidup si Hijrah

Diperbarui: 25 Juli 2023   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari Dreamstime

----Disclaimer: Artikel mengandung ghibah tingkat tinggi----

Selama ini saya sudah biasa melihat orang difabel yang mandiri, menghidupi dirinya sendiri, dan berprestasi. Namun difabel yang jadi tulang punggung-sementara seluruh keluarganya normal tanpa disabilitas sungguh mengetuk nurani tentang pemahaman beragama yang dangkal.

Hijrah Mode On

Orang yang ber-hijrah di masyarakat kita identik dengan ganti penampilan jadi syar'i dengan jilbab lebar yang menutup tubuh, celana cingkrang dengan jenggot, tidak lagi bersalaman dengan lain gender yang bukan mahramnya-walau mereka bersepupu dan akrab saat kecil. Kemudian yang paling mencolok: menghindari bekerja kantoran karena erat dengan riba dan bercampur dengan nonmahram.

Sepupu saya mengalami apa yang kita sebut dengan "hijrah". Sepupu perempuan saya si Mimin menikah muda beberapa saat setelah lulus kuliah dan tidak menikmati apa yang kita sebut dengan gaji. Wong tidak bekerja. Padahal dia sarjana bukan lulusan SMA yang pasti sulit sekali kerja kantoran.

Tahun berikutnya kakak lelakinya yang nomor dua, si Momod, menikah juga. Alasan si kakak sungguh membagongkan. Dia ingin menikah karena tidak rela sang adik-yang jarak usianya hanya setahun dengannya-menikah duluan. akibatnya dia mencari istri seperti mencari baju di Tanah Abang. 

Saat akad nikah berlangsung Momod bahkan tidak tahu nama lengkap sang (calon) istri saking kilatnya ta'aruf yang dia jalankan. Kami para sepupu yang jauh dari hijrah cuma bisa geleng-geleng kepala lalu mengghibahnya seperjalanan pulang dari Subang ke Jakarta. Syukurlah pernikahan Momod dengan istrinya damai sentosa sampai sekarang berjalan enam tahun. 

Kedua kakak-beradik itu menikah muda saya yakin ada kaitannya dengan hadis Rasulullah SAW, "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya. (HR Bukhari).

Kaum "hijrah" amat mengagungkan sunah yang berhubungan dengan menikah, tapi mengabaikan sunah Rasul yang lain.

Hijrah dan Pekerjaan

Suami Mimin bekerja di provider internet dan Momod bekerja di perusahaan ekspedisi, sedangkan Momod sarjana ekonomi syariah. Makanya nyambung kalau dia bekerja di bank syariah. Tapi dia memilih resign setelah bekerja beberapa bulan karena alasan riba. Momod sekarang bekerja di perusahaan ekspedisi.

Kehidupan rumah tangga Mimin dan Momod bahagia, bisa terlihat dari foto dan video yang mereka posting di Instagram. Mereka jalan-jalan ke Yogya, Borobudur, sampai Bromo. 

Inilah awal mula yang membuat saya tercengang. Lebaran kemarin saya ke ruman paman di Serpong, Tangerang Selatan. Di sana saya lama  berbincang dengan kakak tertua si Mimin dan Momod yang bernama Mamad.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline