Lihat ke Halaman Asli

Yan veraosmana

Glang-Glong Swasta

Memahami Tradisi Moci Khas Tegal

Diperbarui: 18 November 2022   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Poci dan Cangkir khas Tegal. Terbuat dari tanah. Kalau mau beli seperti ini. Banyak juga dijual di sentral oleh-oleh khas Tegal. Terutama di da

Tradisi Moci Khas Tegal, Syarat Makna Hidup

Moci atau minum teh bareng, bersama teman, saudara, keluarga maupun tetangga. Bagi warga Kabupaten Tegal dan sekitarnya, adalah hal biasa, karena telah menjadi sebuah tradisi, turun temurun sejak dulu kala. Bahkan ada istilah nongkrong bareng teman, kalau tidak ada moci tidak enak atau sedap. Hal itu dikarenakan tradisi moci sudah mendarah daging. Dan sudah dianggap sebagai ajang silaturahmi yang paling efektif, serta murah meriah.

Moci atau minum teh, memakai gula batu. dengan media poci dan cangkir yang terbuat dari tanah. Sambil ngobrol kesana kemari, memang sedap betul. Apalagi ngobrolnya dibumbui guyonan, terus perpolitikan, sepak bola dan sinetron. 

Itulah moci, tanpa humor akan terasa hambar. Bisa di ibaratkan kuah sayur tanpa bumbu penyedap dan garam.
Ya, tradisi moci, memang dari dulu kala sudah ada.  Sehingga sangat wajar sekali, jikalau moci, telah menjadi sebuah keharusan bagi warga Tegal. 

Dan kondisi tersebut pun, sudah merambah ke daerah sekitar. Seperti di wilayah Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Pemalang.

Ya itu lah tradisi moci, yang menurut orang tua dulu. Dijadikan wahana berkumpul para warga. Serta sudah menjadi jamuan wajib, mana kala hendak mengadakan rapat dan hajatan, maupun syukuran. Istilahnya untuk mengikat tali silaturahmi tanpa batas antar warga, tanpa melihat kasta, tanpa memperdulikan waktu, baik itu pagi dan siang atau malam, tanpa melihat kondisi dan cuaca.

Dan tradisi minum teh poci yang nikmat serta mantap. Menurut para orang tua, ialah, saat teh dimasukan ke poci, yang terbuat dari tanah. Terus dikasih air mendidih. Lalu di diamkan hingga tehnya larut. Kemudian dituangkan ke dalam cangkir. Tunggu hingga gula batu di dalam cangkir, mulai mencair dengan sendirinya. Tanpa harus diaduk dengan sendok. Dan yang paling penting, saat menyruput, cangkirnya dikasih goyangan sedikit. Agar gula batu yang didalam cangkir, lekas mencair semuanya.

Ya, begitulah moci. Yang di ibaratkan orang Jawa ngomong. Hidup ibarat minum secangkir teh. Saat dinikmati bersama dengan orang lain, akan ada rasa sepet-sepet pahit di atasnya, namun sangat manis pada seruputan terakhirnya. Itulah filosofi dari secangkir teh, yang memang sarat makna. Wangi panas legi dan kentel (Wasgitel)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline