Lihat ke Halaman Asli

Price of Blood #Part 22

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Part 22

Jendral Jonan membawa beberapa pasukannya menuju TKP, ia bahkan membawa dua helikopter. Sejauh ini Danny memang belum menghubunginya, ia malah menyuruh orang tidak jelas untuk menghubunginya. Tapi terus terang secara samar ia seperti mengenali suara pria itu.


Di banding dengan teman-temannya yang lain ia merasa beruntung karena dirinya maupun keluarganya belum menjadi korban balas dendam Ferian Fernandes. Tapi kenapa Ferian menyisakan dirinya dan Danny? Bukankah seharusnya kalau mau dia bisa saja membunuh Danny atau keluarganya, atau bahkan dirinya? Sementara Jonan memikirkan hal itu dalam perjalanan Danny dan putrinya sibuk mengurusi beberapa anak buah Ferian.


Begitupun Budi yang sekarang sedang berusaha membantu Danny di dalam, Erika memang menjadi satu-satunya alasan dirinya berubah. Tapi di balik itu Danny Hatta juga memiliki peran sebagai teman Erika, ia tidak akan menyesal meskipun harus mati di dalam pertempuran membantu pria itu. Setidaknya ia mati bukan sebagai penjahat.


Danny bertarung fisik dengan beberapa orang di bantu putrinya, mereka juga masih sempat menggunakan senjata api. Tapi untungnya mereka tak terlalu tangguh sehingga dengan mudah bisa di lumpuhkan. Sementara Anton baru saja menaruh beberapa jenis serum ke dalam sebuah tas koper, setelah itu ia pergi terburu-buru dari ruangan itu dengan di kawal beberapa orang. Danny dan Sharon berjalan perlahan menyusuri lorong panjang, mereka sudah memasuki ruangan tempat Sammy berada tapi anak itu tak ada di sana.


"Aku khawatir orang itu melakukan sesuatu yang buruk terhadap Sammy!" cemas Sharon, "dia bicara pada kalian sebelumnya?" tanya Danny. "ya....dia bicara soal putranya yang sudah meninggal, dia bilang dia ingin putranya itu kembali. Tapi orang yang sudah mati tak mungkin bisa hidup kembali kan, apakah itu sebabnya dia membiarkan kami hidup?"

"Apa maksudmu?"

"Dia bilang seseorang membunuh putranya, apa orang itu papa?"

"Aku tidak tahu!"

"Dari kata-katanya......dia seperti bermaksud mengambil kami dari papa. Sepertinya dia memang mengira papa yang membunuh putranya!"


Danny menghentikan langkahnya, ia jadi teringat wanita itu dan bayinya 18 tahun lalu. Apakah bayi itu bayi Ferian? Dan Ferian menganggap dirinya yang membunuh bayi itu? Tapi.....bukankah tak ada orang lain lagi yang tahu selain timnya saat itu. Tapi artikel yang tercetak di surat kabar dini harinya memang bisa mengarah ke sana, dan itu ulah Jendral David. Sial! Danny memaki dalam hati, sudah mati saja masih menyisakan masalah. Jendral David memang bajingan, dia tak pantas menjadi seorang perwira.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline