Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Final Bulutangkis Beregu Putra, Misi Merobohkan "Tembok Raksasa" China

Diperbarui: 22 Agustus 2018   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fajar/Rian saat mengalahkan pasangan Jepang (Foto: indosport.com)

Hasil berbeda dialami tim bulutangkis beregu putra dan putri Indonesia yang sama-sama harus menghadapi tim Jepang. Tim beregu putri harus mengakui keunggulan Jepang dengan skor, 1-3.   

Tim putri hanya sukses merebut satu angka yang cukup mengejutkan di nomor tunggal putri. Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan andalan Jepang, Akane Yamaguchi lewat pertarungan ketat tiga set, 21-16, 9-21, 21-18.         

Sementara di beregu putra, Indonesia berhasil maju ke final setelah mengalahkan Jepang, 3-1. Sempat kehilangan angka di pertandingan pertama tunggal putra, Indonesia berhasil menyapu bersih tiga pertandingan berikutnya.

Di babak final, Indonesia akan menghadapi China yang berhasil mengalahkan Cina Taipei di babak semifinal. Pencapaian ini mengulang sukses 16 tahun lalu saat Asian Games 2002 digelar di Busan. Sayangnya, saat itu Indonesia gagal meraih medali emas setelah dikalahkan Korea.                

Terakhir kali Indonesia berhasil meraih medali emas terjadi 20 tahun silam, saat Asian Games 1998 digelar di Bangkok, usai mengalahkan China.

Tembok raksasa

Demi meraih medali emas, tim bulutangkis beregu putra Indonesia ibarat sedang mengemban misi merobohkan "tembok raksasa" China. Secara hitung-hitungan kekuatan tim, China jelas lebih diunggulkan karena memiliki materi pemain yang lebih lengkap secara pengalaman maupun peringkat dan prestasi kejuaraan.

Di sektor tunggal, China masih mengandalkan pemain berpengalaman Lin Dan, Chen Long, dan Shi Yu Qi. Di sektor ganda, China diperkuat pasangan top dunia, Li Junhui/Liu Yuchen dan Zhang Nan/Liu Cheng.

Sementara Indonesia bertumpu pada Anthony Ginting, Jonatan Christie, dan Ihsan Maulana Mustofa di sektor tunggal. Kemudian pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Fajar Alfian/Rian Ardianto di sektor ganda.

Ketika hitung-hitungan kekuatan tak terlalu menguntungkan, maka pekerjaan berat bagi tim Indonesia merancang strategi jitu guna mengalahkan lawan. Para pemain harus mampu tampil lepas, tak perlu mengingat kekalahan di pertandingan sebelumnya. Tim China memang kuat, namun bukan berarti mereka tak bisa dikalahkan.               

Jangan lupa, dukungan penuh suporter Indonesia yang dipastikan memadati Istora Senayan semestinya mampu mendongkrak mental dan semangat pemain untuk tampil habis-habisan sembari berharap mental pemain lawan menjadi "down".     

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline