Lihat ke Halaman Asli

Catatan Gembel di Tiga Tahun Kompasiana

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa siang ini aku masing ditemeni secangkir teh manis di pinggir trotoar. Kali ini tanpa mendoan, karena para pedagangnya belum ada yang berdatangan. Dua bungkus rokok sudah hampir aku habiskan secara bergantian. Kedua korneaku sedang senangnya menikmati hujan dan limpahan air dari selokan yang buntu disana-sini.

Sebuah pemandangan yang lumayan bisa melarutkan penatku. Masih seperti biasanya, sebuah hp butut senantiasa setia di tanganku. Memanjakan mataku dan mengajaku berimaginasi dengan spasi. Ah, lagi-lagi ingin kutiliskan sebuah puisi disini. Sebab mau menulis apalagi selain puisi, hanya puisilah yang sanggup mewakili perasaanku yang sering berganti-ganti. Artikel, reportase, ah, itu sangat jauh dari kemampuanku. Aku orang yang tak begitu tahu tentang cara menulis yang baik dan benar, apalagi bisa bermanfaat bagi orang banyak. Maklumlah gembel trotoar, bisanya cuma berkoar melalui puisi, itupun mungkin tak begitu sedap tuk dinikmati.

Tak terasa sudah hampir dua tahun aku disini. Entah sudah berapa ratus lusin cangkir kopi dan teh manis yang sudah kuteguk sambil memainkan jemari ini. Itupun hanya berupa puisi dan ceracau yang sama sekali tak menginspirasi rekan-rekan disini. Entahlah, mungkin kemampuanku hanya sebatas itu, apalagi untuk menulis sebuah buku, rasanya itu hanya sebuah mimpi di alam mimpi bagiku. Mengamen dan menjadi pedagang asongan sepertinya lebih layak bagiku. Sastrawan, hahaha, tidak tidak, apalagi itu. Karena menginjakan kaki di kampus, hanyalah sesuatu yang teramat mustahil bagiku.

Hujan sudah menggerimis dan tehku sudah mulai dingin. Sebuah puisi belum juga kuhasilkan. Aku hanya bisa menikmati beberapa tulisan teman-teman yang beberapa temanya sama saja. Dan entahlah, sudah tiga tahun usiamu duhay kompasiana. Problema teknis masih saja terkadang membuatku mencopot kaus kaki dan kuletakan menutupi gadged ini, belum lagi alibi-alibi yang arahnya memancing emosi. Tapi entahlah, aku cuma gembel trotoar yang jauh dari yang namanya pintar.

Jalanan semakin becek saja, hampir menyamai banjir. Mau pesan kopi dulu, sebelum kuobral suara gitarku.

Selamat ngopi
bvb




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline