Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Arjuna

Pustakawan

Mendengar Gemuruh Gunung Bromo

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14238951551690759408

sedikit bingung mau mulai dari mana menulisnya.. Semuanya bermula saat aku sering membaca dan mendengar tentang Mahameru. Ya bisa dibilang salah satu korban film 5 cm hahah. Tapi, sumpah aku dan teman-temanku tidak melakukan adegan lebay seperti yang di film. Pembaca tahukan bagian mana yang lebay.. Yang saat mereka berdiri dàn mengatakan mata, leher, tangan, pundak lutut kaki bla... Bla...

Oke kità mulakan, Ceritanya begini ...
Bulan Oktober 2014, setelah aku pulang liburan dari Bandung, saat itu liburan terjepit juga. Hasrat liburanku belum terpuaskan. Lalu, aku ingat kalau di Surabaya aku punya teman seperguruan (asyikk) sewaktu mondok di Pesantren KH. Ahmad Dahlan, Sipirok. Dia adalah atlet pencak silat dan kuliah di salah satu PTAIN di sana.

Setelah mendapatkan pin BBnya, tanpa basa basi aku langsung Ping dan request "ke bromo yukk'. Tentu dia sedikit kaget, karena dari jawabannya terlihat kalau ia tidak siap. Sebenarnya aku juga belum siap saat itu hahah.

Aku juga memanggil teman seperguruan yang kuliah di Semarang. Ini merupakan reuni kecil kami, setelah enam tahun berpisah. Diskusi sedikit. Mereka berdua akhirnya setuju. Tidak pèrcuma aku kuliah jurusan ilmu komunikàsi. Lalu aku menyusun rencana karena akulah biang keladi liburan ini.

Aku kasih usulan agar berangkat pada tanggal 15 November supayà dapat memesan tiket kereta api. Artinya, kami punya waktu dua minggu untuk membatalkan segala janji, titip absen, ngumpulin duit, mengenang masa pesantren, dll sebelum hari H.

Hari yang ditunggu tinggal sehari, aku sudah berangkat pada siang hari ke stasiun lempuyangan. Tiket kereta api menuju stasiun Surabaya gubeng seharga Rp 55.000. Setelah enam jam perjalanan sampai juga aku di kota pahlawan, temanku langsung menjemput  lalu menuju kosnya.

Keesokan paginya, teman dari semarang akhirnya tiba juga. Bisa dibayangkan kehebohan dan kekikuan yang terjadi pada saat kami bertemu setelah sekiàn tahun berpisah, bisa?. Yang penting seruuu, kocak, dan sedikit aneh hahah.

Setelah istirahat sebentar. Kami kembali menyusun rencana. Dan rencana telah disusun dengan baik. Sabtu pagi pergi ke kolam tentara angkatan laut untuk renang dan olah raga(ini usulanku lagi hehhe) Siangnya keliling kota surabaya, sore ke jembatan Suramadu. Dan pukul satu pagi berangkat ke Bromo. Fix

Tiga rencana telah kami selesaikan. Malamnya kami istirahat untuk mengumpulkan tenaga sebelum berangkat ke Bromo. Tepat pukul 24 kami sudah berkemas. Semua barang yang dibutuhkan sudah ada dalam tas. Begitu juga kamera SLDR yang kami pinjam dari teman. Let's Go.. Lama perjalanan dari kota surabaya menuju Bromo sekitar lima jam. Kami berjumlah empat orang, yang satunya adalah teman satu kos temanku.

Kami melewati kurang dari delapan desa agar sampai di kawasan bromo. Udaranya dingin sekali. Pukul 5 pagi kami memesan tiket. Saat itu hari libur, jadi tiket masuknya seharga 40.000. Kami melanjutkan perjalanan dengan motor. Butuh perjuangan keras di sini, jalanan yang licin, berbatu, becek, lubang, dan begitu menanjak.

Fajar sebentar lagi akan habis dan kami masih berjuang. Ternyata, sudah ratusan orang yang berbondong-bondong menuju puncak. Kami terjebak macet. Raut kekecewaan mulai terlihat di wajah teman-temanku, begitupun aku. Ditambah lagi rasa dingin yang membuat kami terus menggigil. Tujuan utama kami adalah melihat sunrise di puncak. Bila masih berada di kemacetan, kami tidak akan mendapatkan cahaya pertama matahari dari puncak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline