Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Warga Jakarta Kejar Kuliner di Bogor

Diperbarui: 13 Juni 2019   03:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tauge goreng / dokumentasi pribadi

Persepi atau pemikiran seseorang itu tidak selalu sama.  Tetapi untuk hal-hal yang umum, biasanya pemikirannya hampir sama. 

Ketika liburan lebaran, tepatnya pada hari Jumat tanggal 7 Juni, saya diajak saudara-saudara yang masih berlibur untuk reunian sekalian makan di Bogor. 

Tadinya kami berpikir karena orang Jakarta pasti banyak yang mudik, atau yang tidak mungkin dong jauh-jauh datang ke Bogor untuk makan.

Ternyata pemikiran itu meleset semua, pikirannya sama, liburan yang tinggal sedikit ingin dihabiskan dengan kulienr yang dianggap paling dekat ke Bogor.   Mungkin satu-satunya tempat kuliner yang sudah kami cek duluan apakah buka atau tidak.   

Setelah salah seorang famili yang tinggal di Bogor mengecek bahwa pedagang kuliner yang terkenal di Jalan Suryakencana itu banyak yang berjualan, kami pun segera meluncur ke Bogor.

Kami berangkat sekitar jam 10 pagi.  Jalan di Jakarta kosong dan lancar sekali. Ketika masuk tol Jagorawi pun masih lancar, tetapi mendekati Cibubur jalan sudah mulai padat merayap. 

Kami di mobil bergumam:  "Wah semuanya bakal ke Bogor atau Puncak nich.  Kita bisa makan ngga yach?"

Begitu memasuki kota Bogor jalan yang begitu lebar terasa sangat sempit apalagi dengan angkot-angkotnya, makin padat dan merayap.  Salah seorang dari kami mengingatkan bahwa jangan sampai salah jalur karena sekarang di Bogor itu diimplementasikan Jalan satu arah.  Begitu salah jalan, kita harus putar dan memutarnya jauh dan penuh dengan kemacetan.

Berharap dengan cemas agar kami tidak salah jalan, akhirnya kami menemukan jalan Suryakencana. Di mulut jalan sudah terlihat macetnya,  jalan yang tak begitu lebar itu , di sebelah kirinya untuk parkir mobil sementara sebelah kananya untuk mobil yang akan masuk.

Mulai dari ujung jalan, mobil yang diparkir itu semuanya berplat nomer B artinya warga Jakarta.  Lalu mobil yang berjalan perlahan-lahan karena sambil cari tempat parkir.  Sementara parkir sudah hampir habis. Udara panas menyengat, saya seperti tidak merasakan di Bogor.

Laksa Bogor / Dokumen pribadi

Dari sebelah kiri jalan, memang terlihat beberapa penjual yang berada di trotoar seperti soto mie, tauge goreng, Ngohiang, Laksa Bogor , lumpia basah, lumpiah kering.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline