Lihat ke Halaman Asli

Ashwin Pulungan

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

"Saya Budayakan Pancasila" Bukan "Saya Pancasila"

Diperbarui: 1 Juni 2017   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada hari ini, tanggal 1 Juni 2017 merupakan hari peringatan Kelahiran Pancasila dan sudah kita sepakati lama Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Saya heran juga secara tiba tiba ada semboyan “Saya Indonesia Saya Pancasila”. Padahal, ketika awal tahun transisi antara kepemimpinan SBY kepada JKW hingga akhir tahun 2016, kita tidak pernah mendengar kata Pancasila yang digadang-gadang seperti hari ini.  

Didalam Pancasila, ada sila pertama yang sangat sakral dan sensitif yang telah diterima oleh semua agama serta telah diakui resmi di Indonesia yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.  

Kalau ada semboyan “Saya Pancasila” artinya adalah bisa menjadi “Saya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa” sehingga bisa memposisikan kita sebagai manusia juga sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Didalam Pancasila ada kalimat terpenting dan sakral yang telah kita sepakati dalam periode cukup lama yaitu butir sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” jika kita menyebutkan “Saya Pancasila” artinya bisa menjadi sebuah pengertian yang dapat membias menjadi slogan, semboyan “Saya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa”.  Jika slogan, semboyan ini kita biarkan dan tidak kita koreksi, nantinya akan sangat melenceng dari hakikat dan makna “Sila Ketuhanan Yang Maha Esa” itu sendiri.

Penulis mengusulkan niat baik dari kalimat “Saya Pancasila” menjadi “Saya Budayakan Pancasila”. Sehingga setiap warga Negara Indonesia bisa membudayakan didalam kehidupannya sehari hari didalam interaksi sosialisasi berbangsa dan bernegaranya, semua nilai-nilai sila didalam butir butir Pancasila.

Tulisan ini, tidak ingin menjadi sikap menolak kepada slogan, semboyan yang telah digagas oleh Presiden Jokowi, tapi tulisan ini hanya ingin saling ingat mengingatkan kita semua agar waspada dengan mencuatkan sebuah slogan, semboyan yang bersifat Nasionalisme akan tetapi arti dan maknanya bisa melenceng menjadi merendahkan hakikat dan makna “KETUHANAN YANG MAHA ESA” itu sendiri.  

P A N C A S I L A

1.   KETUHANAN YANG MAHA ESA.

2.  KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.

3. PERSATUAN INDONESIA.

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN.

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline