Lihat ke Halaman Asli

Solusi Krisis Energi : Pembangkit Listrik Tenaga Limbah Kelapa Sawit di Provinsi Riau

Diperbarui: 4 April 2017   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKUMEN PRIBADI

Kehidupan dan listrik di era yang sekarang merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan. Hampir Segala aktivitas kita membutuhkan energi listrik. Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah sumber energi listrik yang kita nikmati saat ini akan dapat selamanya tersedia ? sumber energi listrik yang kita nikmati saat ini kebanyakan kita peroleh dari PLN dimana merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). 

Tentu saja untuk membangkitkan PLTD ini membutuhkan bahan bakar yang berupa minyak ataupun gas. Minyak atau gas ini merupakan sumber daya alam yang tidak dapat terbarukan artinya sumber daya ini tidak dapat diregenerasikan, dengan demikian terbatas dalam kuantitas. Pada akhirnya kita akan menggunakan semua minyak dan gas  yang kita miliki. Persediaan minyak telah terbentuk selama ratusan juta tahun. Mereka tidak dapat dengan cepat diisi ulang.

Lantas bagaimana solusinya ?

Energi alternatif merupakan jawaban dari permasalahan tersebut. Indonesia memiliki banyak sekali keanekaragaman hayati. Sebuah keberuntungan bagi negara kita. Provinsi Riau memiliki potensi untuk menghasilkan energi listrik yang cukup besar. Kenapa demikian ?

Di provinsi Riau terdapat lahan sawit seluas 2.103.175 Hektar dan pabrik kelapa sawit sebanyak 148 unit. Apa hubungannya antara kelapa sawit dan energi listrik ini ? limbah dari pabrik kelapa sawit ini merupakan salah satu sumber energi alternatif. Limbah kelapa sawit yang berupa sabut buah, cangkang, tandan buah kosong maupun limbah cair berpotensi menghasilkan energi listrik. 

PKS di Propinsi Riau berpotensi menghasilkan limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi sebesar 2659 Ton/ jam berupa limbah padat yang berasal dari sabut buah, cangkang, tandan buah kosong kelapa sawit. Sedangkan 3682,2 m3/ jam berupa limbah cair. Dari sejumlah limbah tersebut berpotensi menghasilkan energi berupa biomassa sebesar 7670 MWh/ jam dan biogas sebesar 50. 476 MWh/ jam.

Bisa dibayangkan apabila 148 PKS di Riau dapat memanfaatkan limbah mereka dengan efisien. Maka, berapa besar ratio elektrifikasi yang bisa ditingkatkan terutama untuk daerah perdesaan? berapa miliar uang pemerintah yang akan terkurangi untuk subsidi listrik? berapa juta kilo liter BBM yang dapat dihemat? 

Nyatanya Bila dilihat dari data yang ada, dari total potensi limbah kelapa sawit yang dimanfaatkan oleh PKS untuk saat ini hanya 193,5 MW atau 17,6% dari biomassa dan 2,9 MW atau 2,5% dari biogas. Inilah kenyataan yang ada, kenapa kita tidak bisa memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia di depan mata ?

Kita akui untuk mewujudkan hal ini tidaklah mudah. Tapi bukankan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin ? Diperlukan Strategi untuk mengimplementasikan hal tersebut melalui beberapa pola yang melibatkan perusahaan PKS atau investor serta PT. PLN. Pemerintah daerah diharapkan dapat memfasilitasi dan melakukan kooordinasi secara intensif dan konsisten dengan perusahaan PKS, PT, PLN maupun investor dengan membuat beberapa pola kerjasama yang saling menguntungkan dengan tujuan untuk mendorong pemanfaatan kelebihan potensi biogas dan biomassa pada PKS di Provinsi Riau.

Sumber : Mufrizon, Eddon dan Purwo Subekti. 2013. Kebijakan Energi Baru-terbarukanserta Peluang Pemanfaatan Biogas dan Biomasa Limbah Pengolahan Kelapa Sawit untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Propinsi Riau. JURNAL APTEK Vol. 5 No. 1 Januari 2013

oleh : Irma Yunica A.P, Sulistyani,Wuryaninsih (AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS TIDAR)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline