Lihat ke Halaman Asli

I Have Seen You At The Worst And I Still Think You Are The Best, You Are Still The One That I Love

Diperbarui: 3 Februari 2016   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Itu judul bukan romatis-romantis an . ini adalah pernyataan jika anda menghadapi panjangnya perjalanan bisnis yang seperti perkawinan. Baik buruk pahit manis maka menguji kemitraan. Itu saya sebut dengan bisnis soul mate.

Ini yang menjadi bahan dasar tulisan kali ini. trigger asal pemunculannya yaitu adanya friksi dan benturan serta kegaduhan yang terjadi di dua unit usaha kami. Kebetulan kejadiannya hampir bersamaan dengan modus serupa. Dimana secara teknis kami berseberangan hingga 180 derajat. Benar benar oposite.

Kesal marah dan gerutuan menjadi salah satu drama tersebut. Namun yang di sebut soulmate itu apa? Ketika kemarahan memuncak tertinggi, tidak ada terucap satu katapun. Kita akan jalan sendiri-sendiri. Separah apapun we never walk alone.

Apakah itu gila?

Iya, itu gila. Berbeda sampai berseberangan namun tetap bertahan. Soul mate memang begitu atau memang bukan soulmate. Atau memang karma nya sudah selesai kalau saya boleh meminjam pemahaman lain, yang pastinya kata “karma” membuat beberapa pembaca tersedak nafasnya. Namun demi sebuah pemahaman, saya sengaja memilihnya. Dan karma itu “man’s made” bukan “God’s given”. Kita akan bicarakan hal ini lain kesempatan

Ceritanya begini, di perusahaan e commerse kami. Terdapat 3 pendapat. Satu sisi menganggap pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang satu sisi melihat track nya benar namun SDM dan manajem amburadul, dan ada sisi keuangan yang boros serta tidak ada QPI ukuran indek performa karyawan dan organisasi.

Dan pastinya yang terakhir adalah wowiek banget. Seorang binatang ekonomi dengan kategori carnivora buas. Apa yang saya lakukan. Freeze the company, atau kegiatan perusahaan saya bekukan. Saya hentikan sampai semua mamahami hal yang sama. bayangkan dari organisasi yang sedang ngebut dengan kecepatan gigi lima diperseneleng kemudian tanpa babibu, langsung saya matikan enginenya, full brake rem pol.

Jelas berantakan semuanya. Jelas menyakitkan semuanya. Bayangkan anda naik kapal dengan lurus tau-tau di belokan seketika, jelas mental keluar semua orang dari kapal tersebut. Ini yang terjadi. dan saya dilihat kejam dan tidak berperi kemanusiaan.

Seluruh team terkaget-kaget melihat cara kami bertiga berkomunikasi. Persis seperti orang berantem. Walau suara pasti tidak keras atau membentak,tidak kasar seperti membanting meja namun kental dengan intonasi penekanan-penekanan. Gaya bahasa langsung direct. Ini sudah berlangsung mingguan hingga saat ini.

Dan, jika diperhatikan terjadi pengulangan di beberapa kalimat yang sama, setidaknnya sama rti yang intinya mengatakan ini, eh.., inget! kita ini sudah kenal sejak 96, kita banyak tau banyak satu sama lain, pahit manis hubungan bermacam masalah sudah terlewati. Kita masing-masing sudah lihat dan kenal di sisi terburuk masing-masing. Hingga saat ini kita masih bersama, Jadi focus pada masalah, bukan pada emosi.

Itulah yang saya sebut dengan bisnis soulmate. Tidak akan bertahan sebuah organisasi tanpa manusia. Karena manusia adalah mesin penggeraknya. Dan manusia adalah mahluk yang punya perasaan. Punya pola pikir, punya ego, punya ambisi, punya passion yang tidak sama. Pasti tidak sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline