Lihat ke Halaman Asli

Menumbuhkan Karakter Siswa Akan Cinta Budaya Melalui Kegiatan Membatik

Diperbarui: 4 April 2017   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wiwit Fitriana[1]

Program Studi Sekolah Dasar

Fakultas Pendidikan

Email: fitriana.wiiwit@gmail.com

ABSTRAK

Pada akhir-akhir ini di media massa baik elektronik maupun cetak diberitakan bahwa maraknya kejahatan mengenai kekerasan anak, tindakan korupsi, kasus pencurian, ketidakadilan penegak hukum, dll. Kejadian tersebut secara tidak langsung menandakan bahwa di Indonesia mulai mengalami krisis karakter. Sehingga dalam tujuan pendidikan nasional lebih mengutamakan penanaman nilai-nilai karakter, dimana setiap pembelajaran berlangsung guru diharapkan dapat menyisipkan nilai-nilai karakter kepada siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan KTSP di jenjang Sekolah Dasar terdapat mata pelajaran muatan lokal salah satunya Seni Budaya Daerah. Dalam mata pelajaran Seni Budaya Daerah dapat dimasukkan kegiatan membatik. Dapat diketahui bahwa batik merupakan salah satu budaya di Indonesia. Kegiatan membatik mengarahkan siswa untuk berfikir, bersikap dan berbuat. Dengan demikian kegiatan membatik dapat digunakan sebagai sarana menumbuhkan karakter siswa, untuk membentuk manuia yang berkualitas.

Kata Kunci: Karakter, Budaya, Batik

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berawal dari beberapa kejadian yang menandakan maraknya kejahatan mengenai kekerasan anak, tindakan korupsi, kasus pencurian, ketidakadilan penegak hukum, dll. Bahkan tayangan di televisi juga membawa dampak negatif bagi siswa, seperti halnya kasus tawuran antar siswa, pelecehan seksual, dll. kejadian tersebut secara tidak langsung menandakan bahwa di Indonesia terjadi krisis karakter. Berdasarkan pernyataan tersebut pendidikan nilai-nilai karakter benar-benar dibutuhkan untuk menjadi tombak yang kuat, dan dapat dilaksanakan melalui kegiatan membatik di sekolah.

Dalam dunia pendidikan selama ini lebih dominan pada aspek kognitif dibandingkan afektif dan pskomotorik. Namun sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia membutuhkan penidikan karakter. Pendidikan karakter diharapkan dapat menyikapi perilaku negatif yang sudah menjamur di negara kita. Pendidikan karakter harus sudah ditanamkan sejak usia dini dan terus brtahap sampai jenjang dasar, menengah dan atas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline