Lihat ke Halaman Asli

Diana Wardani

Sederhana

Kenangan

Diperbarui: 3 Januari 2021   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keajaiban sederhana sekaligus indah

21.50 Saat gerimis renyah, masih tentang tahun baru


Kenangan
Apakah engkau eksis?
Apakah sebenarnya kenangan itu?
Ada kata "kenang-kenangan"
Apakah itu abstrak atau nyata?
Apakah itu benda atau hanya sebutan saja?

Benakku mencoba menangkap sebuah kenangan
Aku balik bertanya: Apakah kenangan itu penting?
Apakah kenangan itu harus selalu ada?
Apa yang membuat sesuatu itu menjadi kenangan?

Aku terus mencari kenangan dalam lubuk hati terdalam

Tidak!

Aku hanya menangkap kata "syukur"
Sebab aku tak pernah mendengarmu mengatakan "selamat tinggal" kepadaku
Nyatanya engkau masih manggandeng tanganku hingga detik ini

Mataku kini brebes mili demi menyadari pituturmu bertahun-tahun lalu
Sinyalmu kutemukan kini dan ini bukan kenangan
Sebab engkau senyatanya ada serupa udara yang selalu kuhela

Aku tak mengerti mengapa banyak orang berkata "selamat tinggal" kepada sesuatu
Bukankah ia berlalu hanya karena hitungan semata?
Tahun lalu akan senantiasa membayangi, bahkan tahun-tahun sebelumnya
Karena ia berhasil membentukmu; bagaimana pun itu

Dan, apakah ini kenangan?

Karena bagiku kenangan dan masa depan telah bersatu pada saat ini juga
Masa lalu hanyalah sebuah titian masa dan masa kini adalah sebuah perjalanan
Hingga mencapai titik akhir

Tanpa menunggu lama, kemudian pertanyaan lain muncul: lalu apakah arti sebuah pencapaian?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline