Lihat ke Halaman Asli

Wilson Thamadeus Tjahjadi

Siswa SMA Kolese Kanisius

Konflik AI dan Manusia di Dunia Seni

Diperbarui: 27 April 2024   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baliho Kampanye Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024 menggunakan AI Art. Sumber: https://commons.wikimedia.org/.

AI merupakan singkatan dari Artificial Intelligence, yang berarti "kecerdasan buatan" dalam Bahasa Indonesia. AI adalah sistem komputer yang dirancang untuk meniru kemampuan manusia secara intelektual. Dengan adanya AI, sebuah komputer bisa belajar dari data dan pengalaman, mengidentifikasi pola-pola tertentu, hingga membuat keputusan sendiri.

Teknologi AI telah berkembang dengan kecepatan yang luar biasa. Sekarang, AI bahkan bisa digunakan untuk menghasilkan gambar. Seni rupa yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan ini disebut sebagai AI Art. Midjourney, DALL-E, dan Stable Diffusion merupakan beberapa contoh program yang sering digunakan oleh orang untuk membuat AI Art.

Kualitas dari gambar yang bisa dihasilkan oleh program-program AI Art ini terus meningkat. Namun, masih ada ketidaksempurnaan yang dapat membantu kita mengenali gambar AI Art ketika melihatnya. Hal yang umumnya paling jelas adalah ciri-ciri manusia yang terlihat tidak wajar, seperti jari tangan, senyuman, ekspresi wajah, atau tatapan mata yang tampak aneh. Selain itu, gambar AI Art sering kali memiliki garis dan latar belakang yang terlalu halus atau buram.

Program-program AI Art bekerja dengan cara menggunakan karya-karya seni yang ada di internet sebagai data untuk proses pelatihannya. Karya-karya ini dipelajari dan dianalisis oleh AI tersebut, sehingga bisa mereplikasinya atau menciptakan gambar yang baru.

Hal ini dipermasalahkan karena proses pelatihan program-program AI Art tersebut menggunakan karya seni yang memiliki hak cipta, tanpa persetujuan dari seniman asli yang membuatnya. Oleh sebab itu, layanan AI Art dianggap melanggar hak para seniman. Bahkan, Stability AI, salah satu program AI Art, digugat oleh Getty Images pada tahun 2023 karena menggunakan gambar mereka dalam data pelatihannya.

Selain masalah hak cipta, keterjangkauan yang berlebihan juga menjadi masalah. Layanan AI Art saat ini bisa digunakan secara gratis oleh siapa saja untuk membuat apa saja, tanpa ada aturan resmi yang membatasi mereka. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan bisa saja memanfaatkan AI Art agar tidak perlu membayar seniman untuk mendesain atau membuat iklan untuk mereka. AI Art bahkan sempat digunakan untuk salah satu desain baliho kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dalam pemilu Indonesia 2024. 


Sumber: Akun Instagram Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun pernah mengunggah gambar poster di Instagram yang terlihat menggunakan AI Art untuk perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah.

Penggunaan AI Art menimbulkan dampak buruk yang merugikan para seniman di seluruh dunia. Saat ini, banyak seniman mencari nafkah dengan menerima komisi dari orang-orang maupun dari perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan tersebut sekarang bisa menggunakan AI Art semau-maunya tanpa biaya, untuk apa mereka membayar seniman? Situasi ini dapat menciptakan ketidakseimbangan yang akan membuat para seniman terpaksa untuk menjual layanan mereka pada harga yang lebih rendah dari seharusnya.

Lalu, apa yang perlu kita lakukan? Di Indonesia, belum ada undang-undang yang mengatur hak cipta terhadap AI Art. Ada UU No 28 tahun 2014 yang menyebutkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Namun, "pencipta" dalam hal ini merujuk pada manusia, bukan komputer atau kecerdasan buatan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline