Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Menjadi Guru di Zaman Korona

Diperbarui: 25 Juni 2021   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Menjadi Guru di Zaman Korona

Tumben pagi pagi sudah nulis. Biasanya ngaji dulu. Kali ini saya langsung aja menulis. Mumpung lagi punya kesempatan. Jangan pernah disia-siakan.

Semalam saya bermimpi. Saya ikut sholat berjamaah di sebuah masjid besar. Saya berada di Shaft yang ketiga. Waktu itu jamaah sholat subuh lumayan banyak.

Rupanya imam sholat lupa. Beliau mengucapkan salam di rakaat pertama. Spontan para jamaah berkata subhanallah. Tapi sang Imam tetap saja tidak melanjutkan sholatnya.Dia malah pergi dan keluar dari masjid.

Saya terbangun dari mimpi. Berusaha mencari tahu apa makna dalam mimpi barusan.

Mungkin, ini mungkin. Sebagai seorang pemimpin kita sudah melupakan rakyat. Sudah ditegur masih saja ngeyel. Tidak mau mendengar suara rakyat.

Semoga Indonesia tidak seperti itu. Mau mendengar adalah ciri pemimpin bijak. Suara rakyat adalah suara Tuhan.

Saat pandemi covid19 seperti sekarang ini, kepemimpinan diuji. Siapa yang bisa memimpin, pasti akan membawa rakyatnya selamat dari virus Corona.

Begitu juga dengan menjadi guru di zaman Corona. Saya menulisnya Korona. Harus mau mendengar keluh kesah muridnya agar PJJ tak lagi membosankan mereka.

Hari ini sekolah kami pembagian rapor kenaikan kelas. Pimpinan sekolah sudah membagikan link zoom untuk pengarahan kepala sekolah. Para wali kelas diminta hadir di zoom. Sebelum mereka bertemu dengan orangtua siswa.

Baru kali ini saya merasakan pembagian raport kenaikan kelas tanpa bertemu langsung orangtua siswa. Tentu saja ada hal baru yang saya temukan. Habis sholat Jumat raport dibagikan. Nilai siswa diberikan dengan bentuk digital. Sementara raport asli belum bisa diberikan. Wabah Korona semakin meningkat di Jakarta. Sekolah Labschool memutuskan pembagian raport secara daring. Hal ini untuk memutus mata rantai virus Korona yang penyebarannya sangat mengkhawatirkan.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline