Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Hari Keduapuluh Belajar di Negara China

Diperbarui: 29 Maret 2019   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sholat junat di china

Jumat, 22 Maret 2019 adalah hari ke-20 kami berada di negara china. Ingin rasanya pulang kembali ke rumah. Sudah rindu ingin bertemu anak dan istri tercinta. Rindu itu berat. Biar Dilan saja yang merasakannya, hahaha.

Pagi ini ruang makan penginapan kampus tidak seramai hari biasanya. Rombongan setditjen kemdikbud sudah meninggalkan kampus menuju shanghai. Rombongan kami juga terbagi dua group. Satu group sudah berangkat ke Beijing untuk menikmati keindahan tembok china. Sedangkan dari group PMPTK kemdikbud akan pulang dan keluar dari kampus menuju Beijing nanti siang. Praktis hanya rombongan kami yang masih tersisa.

Saya sendiri sibuk memasukkan barang belanjaan ke dalam koper. Sudah lebih berat bawaan saya, dan beranak pinak. Tadi pagi sempat pinjam alat timbangan elektronik milik pak Sony. Wow sudah 32 kg lebih. Sudah over dari 30 kg jatah kami di bagasi pesawat.

Bingung mengaturnya dan akhirnya pasrah saja. Kasihan kawan-kawan di Jakarta kalau tidak diberikan oleh-oleh. Juga keluarga, saudara, dan tetangga. Ada beberapa  barang belum terbeli. Saat makan pagi, ibu-ibu minta diajak praktik Bahasa mandarin di pasar showmarket. 

Kekuatan belajar eh belanja ibu-ibu memang luar biasa. Kami pun akhirnya berangkat dengan bus nomor 19. Bayarnya hanya 1 yuan. Kami naik bus dari depan kampus China University of Mining and Technology (CUMT) bagian kiri. 

Saya perhatikan, ada 3 metode pembayaran di bus ini. Pertama dengan uang koin 1 yuan, kedua dengan Quick Respon (QR) menggunakan ponsel, dan ketiga menggunakan kartu e-money atau uang elektronik. Saya potret untuk dokumentasi, kebetulan saya duduk di depan pak supir yang sedang bekerja mengendarai bus yang kami tumpangi.

Sampai showmarket, rombongan terpecah menjadi 2 kelompok. Satu ke tempat belanja tas, pakaian dan sepatu, dan satunya lagi belanja hp (belanja elektronik). Kabarnya harga barang-barang elektronik seperti hp di china sangat murah. Apalagi kalau buatan china.

Saya ikut rombongan ibu-ibu belanja sepatu, tas, dan baju. Memang murah tempat belanja di sini. Saya beli sepatu untuk istri tercinta. Juga tas untuk oleh-oleh. Di pasar ini saya ketemu rombongan ibu-ibu dari dikmen kemdikbud. Mereka juga sedang belanja. Pinter-pinter nawarnya. Mereka pandai pakai Bahasa mandarin, walaupun pakai Bahasa mandarin tarzan, hahaha. Kalkulator dan jari tangan menjadi alat yang efektif untuk tawar menawar harga.

Waktu sholat jumat tiba. Kami berpisah dengan rombongan ibu-ibu yang masih asyik belanja. Tempat sholat jumat cukup jauh juga. Kaki terasa berat melangkah. Saya paksakan untuk berjalan untuk menunaikan kewajiban.

Sampai dekat masjid, kami beli mie yang ada tulisan halalnya. Seorang nenek china yang beragama Islam melayani kami dengan sangat ramah bersama suaminya. Kami dipersilahkan duduk dengan kursi lipat dan mejanya. Harga mie kuah hanya 5 yuan. Kami menikmatinya di pinggir jalan dekat masjid.

Selesai makan mie, kami menuju masjid. Ternyata di sana banyak orang Indonesia. Kami bertemu dengan rombongan kepala sekolah yang belajar di universitas Jiangsu. Mereka juga sholat jumat di masjid Qing Zhen Si ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline