Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Kisah Ramadan Hari ke-24 yang Mengesankan

Diperbarui: 9 Juni 2018   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: goingtojannah.wordpress.com)

Alhamdulillah sudah sampai di kota kembang Bandung. Semalam kemacetan terjadi di sepanjang tol cikampek. Perjalanan dari Bekasi menuju Bandung yang biasanya cuma 2 jam menjadi 4 jam. Arus mudik nampaknya mencapai titik kulminasinya semalam.

Saya merasa bahagia sudah sampai di kampung halaman. Siap bersilahturahim dan sungkem kepada mertua dan kakak ipar. Meskipun saya bukan orang Bandung asli, saya merasakan bahwa berlebaran di kampung halaman pasti berkesan.

Seperti semalam saya melihat ada mobil yang isinya padat sekali. Bagian atas penuh dengan barang bawaan. Sementara di dalam mobil penuh dengan orang. Ada teteh, aa, bapak, emak, dan anak anak. Mereka bergembira walaupun di jalan mengalami kemacetan. Bagi mereka macet adalah hiburan. Itulah yang mereka rasakan walaupun harus berjalan pelan pelan dalam kendaraan.

Saya berdua saja sama istri tercinta. Sesekali istri menyumpali biskuit ke mulut saya agar tidak mengantuk. Oh sweet....., kami seperti pasangan kekasih yang sedang berbulan madu. Sambil mengunyah biskuit mata tetap terjaga menjalankan kendaraan.

Mobil mobil besar seperti truk dan bus datang berdampingan. Kalau tidak hati hati bisa ditabrak dari depan dan belakang. Saya putuskan santai saja bawa mobilnya. Atur kecepatan dan ikuti irama kendaraan lainnya. Sempat ingin menyalip tapi urung dilakukan. Biar lambat asal selamat.

Pukul 20.15 wib akhirnya sampai juga di kota Bandung dengan keluar tol pasir koja. Senang banget akhirnya sampai juga ke kota kembang. Mobil akhirnya sampai ke tujuan dan parkir manis di depan apotik jamika bandung.

Perut terasa lapar karena belum diisi nasi. Untunglah ada mang komar penjual nasi goreng dan mie tek tek. Sementara istri langsung ke rumah kakak dan ibu mertua. Sepiring nasi goreng dan segelas minuman teh manis membuat tubuh ini terisi. Tenaga semakin bertambah dan siap untuk beribadah.

Di rumah kakak ipar alhamdulillah dapat pinjaman sepeda motor. Saya langsung ke alun- alun dan masjid raya Bandung. Sampai di sana masjid sudah dikunci. Saya belum sholat isya dan sholat maghrib. Kemacetan di jalan tol membuat saya memutuskan sholat di Bandung saja. Kami tidak berhenti di reast area yang padat isinya.

Dari petugas masjid saya dipersilahkan masuk lewat pintu samping masjid. Dari situ saya menuju ruang utama. Sayangnya ac sudah dimatikan dan lampu lampu dipadamkan. Tinggal lampu lampu kecil saja yg dinyalakan.

Di dalam masjid saya berdoa dengan sangat khusyuk. Saya merasakan kenikmatan sholat dan bertemu Allah lewat sholat. Tadinya saya hendak bermalam di masjid raya Bandung. Namun karena tidak ada program itikaf di masjid ini, maka saya pulang pukul 00.15 wib. Kata petugas baru malam ke 27 ada program itikaf yang diisi oleh pengurus masjid untuk pemberian materinya.

Entah kenapa malam itu begitu berkesan buat saya secara pribadi. Seperti ada malaikat yang menemani.  Malaikat membisikkan sesuatu di telinga ini untuk terus melakukan kebaikan dan kebajikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline