Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Rahasia Sukses Menulis Seorang Guru

Diperbarui: 8 Oktober 2015   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Berbagi ilmu menulis di kawan kawan calon wisudawan universitas terbuka pada hari Selasa, 6 oktober 2015 di padepokan pencak silat taman mini indonesia indah (TMII)"][/caption]Beberapa waktu lalu saya mendapatkan undangan untuk mengisi materi seminar tentang rahasia sukses menulis dan manfaatnya dalam kehidupan. Bagi saya, menulis itu sudah menjadi sebuah kebutuhan, sehingga bila saya tak menulis, maka saya akan merasa haus dan lapar. Saya belum bisa tidur nyenyak dan bermimpi indah bila belum menulis. Oleh karena itu, rahasia sukses menulis dan manfaatnya dalam kehidupan sangat patut untuk dibahas.

Sebenarnya, apa itu menulis?

Menulis adalah menyampaikan pesan dalam bentuk tulisan. Siapa saja bisa dan boleh menulis. Hanya saja, setiap orang pasti memiliki tujuan dalam menulis. Goal atau tujuan setiap orang belum tentu memiliki gawang yang sama. Tergantung sebesar apa mimpinya ingin diwujudkan. Bagi saya menulis adalah menyampaikan isi hati yang tersimpan di kepala dalam bahasa lisan, lalu dituangkan dalam bahasa tulisan. Dengan menulis, saya berkomunikasi dengan banyak orang.

Apa tujuan menulis?

Tujuan saya menulis adalah menjadikan diri saya sebagai seorang penulis yang pesannya sampai kepada pembaca. Saya belum bisa menulis baik, bila pesan yang saya tuliskan tidak dimengerti oleh pembaca. Saya harus memahami pembaca dengan sebaik-baiknya. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Penulis harus mampu berinteraksi dengan pembaca setianya. Tujuan menulis sebenarnya menyampaikan pesan bermakna kepada pembaca sehingga dapat dipahami dengan baik. Pesan penulis sampai kepada pembaca.

Apa manfaat menulis?

Manfaat menulis bagi saya adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman hidup. Dengan menulis, saya berusaha membagikan pengetahuan yang dimiliki dan dengan menulis saya berharap dapat berbagi pengalaman hidup yang hanya sementara ini. Mungkin bagi saya biasa saja, tetapi buat orang lain menjadi luar biasa. Mungkin juga malah sebaliknya. Kita serahkan saja kepada pembaca. Manfaat menulis akan didapatkan seiring banyaknya tulisan yang dibuat. Semakin banyak menulis, maka akan semakin tahu manfaatnya. Bagi saya yang berprofesi sebagai seorang guru, menulis bukan hanya sebagai kredit point sebagai guru profesional, tapai juga sebagai penambah koin atau pemasukan yang tak terduga dari apa yang dituliskan. Terkadang tulisan yang kita anggap biasa saja, menimbulkan dampak yang luar biasa bagi pembaca. Contohnya, ketika saya menuliskan rahasia sholat tahajud, maka banyak orang yang membaca tulisan tersebut dan mendapatkan manfaatnya.

Apa pentingnya menulis?

Menulis Penting banget dalam kehidupan saya sebagai seorang guru. Menulis menjadi sebuah kegiatan di dalam alam bawah sadar saya untuk terus menyampaikan pesan kepada orang banyak. Dengan menulis, saya merasa dikenal banyak orang, dan dengan menulis mereka menjadi tahu siapa saya sebenarnya. Orang biasa dan melakukan hal-hal biasa dalam dunia tulis menulis. Hanya bedanya, saya menuliskan apa yang sudah dilakukan.

Untuk dapat menulis, tentu saya akan belajar dan mengenal berbagai bentuk tulisan. Mulai dari cerita fiksi sampai non fiksi. Tulisan biasa dan luar biasa itu akan terlahir dari kondisi yang berbeda. Semua itu terjadi dalam proses yang cukup lama, dan saya menikmati prosesnya. Menulis dalam bentuk fiksi menjadi target berikutnya bila saya sudah lancar menulis dalam bentuk non fiksi. Bagi saya menulis fiksi itu puncak dari segala ilmu menulis. Tak mudah membuat cerita fiksi. Apalagi macam cerita cerpen ala Putu Wijaya yang terkenal itu. Atau novel national best seller 99 Cahaya di langit Eropa karya Hanum dan Rangga.

Terus terang, saya perlu waktu untuk mengenal jenis-jenis tulisan. Deskripsi dan narasi terkadang masih belum bisa dipraktikkan secara utuh, sebab tulisan ini terkadang mengalir begitu saja. Sehingga saya tak memiliki gaya menulis yang runtut seperti orang lain. Jadi ketika ada ide di kepala ya dituliskan saja, dan edit kemudian. Begitulah kejadiannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline