Lihat ke Halaman Asli

widy listy

Mahasiswa

Mitigasi Bencana Longsor, Mahasiswa KKN Tematik IPB University Membuat Peta Kemiringan Lereng (Slope)

Diperbarui: 6 September 2022   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peta Kemiringan lereng Desa Banyumudal/dokpri

Penulis : Setyo Puji Widodo, M Alif Al Afifi, Setia Wahyuningtyas, Saqilla Asri Alfalaq, dan Muhammad Hanif Jaddu

Banyumudal adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Sapuran, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Banyumudal mempunyai karakteristik lingkungan berupa dataran tinggi dengan lingkungan basah. 

Karakter lingkungan wilayah ini mempengaruhi jenis usaha yang dimiliki warga, yaitu usaha pertanian. Hampir seluruh warga Desa Banyumudal berprofesi sebagai petani. Jenis tanaman pertanian yang ada di Desa Banyumudal antara lain daun bawang, kubis, jagung dan tembakau. 

Berkembangnya suatu desa akibat pertumbuhan penduduk dan kebutuhan lahan untuk pemukiman serta pemukiman menyebabkan kebutuhan lahan semakin besar untuk menampung kegiatan tersebut. 

Pembangunan perumahan yang dilakukan pada daerah berlereng yang pada kenyataannya berbahaya jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat dan dapat memperbesar ancaman bencana yang mungkin terjadi di kemudian hari seperti tanah longsor.

Lereng merupakan suatu bidang yang memiliki kemiringan tertentu dan berpotensi terjadi kelongsoran apabila berada dalam kondisi yang tidak stabil (Wesley dan Pranyoto 2010). Kemiringan lereng adalah sudut yang dibentuk oleh perbedaan tinggi permukaan lahan (relief), yaitu antara bidang datar tanah dengan bidang horizontal dan pada umumnya dihitung dalam persen (%).

Penggunaan peta tingkat kemiringan lereng digunakan untuk mengetahui seberapa curam kemiringan suatu lereng dan pengkelasan lereng seperti lereng datar , landai, agak curam, curam, sangat curam . 

Tingkat kemiringan lereng sangat berpengaruh terhadap kelongsoran.   Semakin curam lereng tersebut akan menambah kemungkinan akan terjadinya bencana longsor lahan. 

Tanah longsor adalah proses perpindahan massa batuan (tanah) akibat gaya berat (gravitasi). Longsor terjadi karena adanya gangguan kesetimbangan gaya yang bekerja pada lereng, yaitu gaya penahan dan gaya peluncur. Gaya peluncur dipengaruhi oleh kandungan air, berat massa tanah itu sendiri berat beban bangunan. 

Ketidakseimbangan gaya tersebut diakibatkan adanya gaya dari luar lereng yang menyebabkan besarnya gaya peluncur pada suatu lereng menjadi lebih besar daripada gaya penahannya, sehingga menyebabkan massa tanah bergerak turun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline