Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Hoax Uji Coba ERP dan Kian Sesaknya Transportasi Massal

Diperbarui: 5 Februari 2023   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penuh perjuangan naik KRL Commuter Line (foto by widikurniawan)

Beberapa hari belakangan ini Kota Jakarta seolah kian hiruk pikuk, baik di jalanan maupun di dalam transportasi massal. Sebagai pengguna KRL Commuter Line saya merasakan betul bagaimana kepadatan di dalam kereta terasa meningkat.

Jika biasanya saya naik KRL dari Stasiun Bojonggede dalam kondisi kereta masih terasa longgar, tapi belakangan ini kian sulit menentukan posisi berdiri yang ideal. Hal itu berarti ada peningkatan penumpang yang naik dari Stasiun Bogor sebagai awal pemberangkatan dan Stasiun Cilebut yang posisinya berada di tengah antara Bogor dan Bojonggede.

Sudah pasti pula begitu KRL berhenti di stasiun-stasiun berikutnya, bertambah sesak pula di dalam kereta. Istilah yang biasa dipakai pengguna KRL adalah ketika penumpang jadi "pepes" di dalam kereta. Mau sekedar bergerak satu sentimeter saja susahnya minta ampun.

Menjadi pepes di dalam KRL (foto by widikurniawan)

Menjadi drama lagi ketika penumpang dari arah Bogor turun di Stasiun Manggarai untuk transit berpindah kereta ke arah Sudirman atau Tanah Abang. Ratusan penumpang di jam sibuk, akan menunggu kereta dari Bekasi yang sudah pasti dipenuhi "pepes" manusia di dalamnya.

Begitu kereta datang, tak terelakkan lagi bagaimana "battle" terjadi antara penumpang yang turun dan penumpang yang memaksa naik. Seperti halnya yang terjadi pada Jumat, 3/2/2023 pagi.

Entah berapa orang yang mencoba merangsek masuk ke kereta yang sudah penuh itu. Saya yang sudah rela ketinggalan satu kereta sebelumnya karena tidak bisa masuk, kini sudah berhasil masuk walau penuh perjuangan.

Masalahnya, orang-orang di belakang saya masih terus mendorong dan memaksa naik. Kondisi tersebut memicu teriakan-teriakan orang di dalam kereta yang merasa tergencet.

"Sudah!! Sudaahh!! Sudah penuh!! Jangan dipaksain!!" teriak seorang perempuan, dan entah di mana posisinya di antara manusia-manusia pejuang rupiah itu.

"Aduuh!! Udah dong jangan maksa naik!!" sahut yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline