Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Mobil Tertabrak KRL, Salah Siapa?

Diperbarui: 21 April 2022   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah mobil tertabrak KRL di perlintasan kereta antara Stasiun Depok dan Citayam, Rabu (20/4/2022). (KOMPAS.com/CHAERUL HALIM)

Sebuah mobil tertabrak KRL Commuterline jurusan Bogor-Jakarta Kota, pada Rabu, sekitar pukul 06.45 pagi, di antara Jalur Stasiun Citayam menuju Depok, tepatnya di palang pintu perlintasan rel kereta sebidang Jalan Rawa Geni.

Menurut kesaksian mata, berdasarkan pemberitaan di berbagai media, penjaga lintasan kereta sempat berteriak, tetapi posisi kendaraan sudah berada di dalam jalur. Untungnya korban masih selamat walaupun mobil yang dikendarai ringsek dan terseret jauh beberapa meter.

Akibat dari kejadian ini perjalanan KRL mengalami keterlambatan dan berimbas merugikan kepentingan banyak penumpang karena terjadi tepat di jam sibuk saat para penumpang berangkat kerja. Mereka yang biasanya datang di tempat kerja sebelum jam 8 pagi, bahkan ada yang baru sampai tujuan sekitar jam 11.

Ada pula yang mengeluh gagal ketemu klien karena telanjur terjebak terhambatnya perjalanan KRL.

Menghindari kejadian serupa yang tidak diinginkan, pihak PT KAI pun telah melakukan penutupan perlintasan ilegal tersebut secara permanen. Kecelakaan tersebut memang terjadi di perlintasan rel kereta yang tidak resmi dan dikelola oleh warga. PT KAI menyebutnya ilegal.

Selama ini, melintasi perlintasan rel kereta ilegal seperti itu memang ngeri-ngeri sedap. Jika roda kendaraan kita sudah terlanjur masuk di tengah rel, sementara saat itu juga ada aba-aba kereta bakal melintas, kepanikan lah yang menyeruak. 

Mau maju harus pelan-pelan karena ada kendaraan di depan, sedangkan mau mundur juga terhalang kendaraan lain jika situasinya sedang ramai.

Makanya peran penjaga perlintasan dan juga kesadaran orang-orang yang akan melewati perlintasan menjadi teramat penting.

Sebenarnya di jalur Depok-Citayam sendiri ada sekitar 10 perlintasan rel kereta tak resmi yang serupa. Rata-rata mengandalkan peran warga sebagai penjaga perlintasan, macam Pak Ogah kalau di jalan raya.

Menjadi dilema dan simalakama jika perlintasan minim pengawasan tersebut ditutup. Biasanya akan menuai protes warga yang kepentingannya bakal terganggu. Bayangkan, mereka harus memutar berkilo-kilo meter jauhnya jika perlintasan rel kereta dekat kampungnya ditutup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline