Lihat ke Halaman Asli

Max Webe

yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

Seni Kripto-NFT Menjanjikan Mengubah Dunia Nyatanya Punya Masalah

Diperbarui: 15 Januari 2022   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

on-Fungible Token atau NFT adalah aset digital yang tengah dibicarakan masyarakat dunia. (BBC via kompas.com)

Permintaan dan penawaran Non fungible tokens (NFT) dari tahun ke tahun kian meningkat. Menurut hasil riset kelompok NFT  NonFungible.com pada bulan Mei mencapai puncaknya. Gelombang permintaan didorong oleh selebriti dan ikon olahraga yang bergabung melalui platform NFT seperti NBA Top Shot, dan lelang melalui rumah seni warisan Sothebys dan Christies.

NFT masuk dalam salah satu pencarian populer di Google Tren 2021 atau satu tahun terakhir ini. Menurut Google Trends, pengguna Google mencari NFT lebih banyak dibandingkan kata "crypto" yang sebelumnya masuk dalam pencarian paling populer di mesin pencari Google. Data dari Google Trends mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya pencarian global untuk istilah "NFT" telah melampaui pencarian untuk "Crypto".

NFT membuka pintu bagi audiens global, dan memungkinkan lebih banyak orang untuk berinteraksi dengan cara yang lebih bermakna, mengidentifikasi strategi pertumbuhan, dan memanfaatkan bakat maupun talenta. Dari perspektif ekonomi kreatif, NFT membuka jalan bagi kreator untuk mengungkapkan potensi mereka dengan cara yang lebih inklusif, transparan, dan terdesentralisasi. Mereka memiliki kebebasan untuk merilis konten di platform digital dengan kontrol penuh atas pekerjaan mereka.

Meski mengejutkan bagi publik awam, NFT sebenarnya bukan barang yang sangat baru. Bagi mereka yang sudah mengakrabkan diri dengan teknologi dan praktik blockchain, fenomena ini hanyalah perkembangan teknologi yang niscaya. 

Teknologi NFT secara sederhana adalah kode digital unik dan tak dapat diubah yang eksis di blockchain. Ia dapat ditambah ke berbagai objek kripto mulai dari karya seni digital, domain website, hingga properti digital. Karena itulah, ia dapat berfungsi sebagai semacam bukti keaslian atau kepemilikan karya seni digital.

Namun, konsumsi energi NFT berada di bawah pengawasan setelah miliarder Elon Musk mulai men-tweet tentang jejak karbon dari blockchain Proof of Work seperti Ethereum. NFT yang dicetak pada platform Proof Of Work secara luas dianggap kotor, dan pembuat yang sadar memperhatikan dan pindah ke jaringan blockchain yang lebih ramah lingkungan atau "lebih hijau", yang mengandalkan mekanisme konsensus yang berbeda, yang dikenal sebagai Proof of Stake.

Akibatnya, aktivitas NFT pada blockchain Proof of Work mengalami penurunan permintaan. Sementara itu, blockchain Proof of Stake melihat tingkat aktivitas yang stabil atau bahkan meningkat -- misalnya Hic et Nunc, pasar NFT yang dibangun di Tezos. Pentingnya dampak rendah karbon telah menjadi faktor penentu bagi seniman dan pencipta saat memilih blockchain apa yang mereka gunakan untuk mencetak, menjual, membeli, atau memperdagangkan NFT.

Algoritme Proof of Stake memiliki jejak karbon yang jauh lebih kecil, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Tezos, misalnya, mengkonsumsi lebih dari dua juta kali lebih sedikit energi untuk melakukan transaksi yang sama daripada jaringan Proof of Work, seperti Ethereum.

Saat Indonesia membiasakan diri dengan NFT, para kreator mencari cara yang lebih ramah lingkungan untuk mendukung komunitas seni, media, dan hiburan.  

Di Indonesia, komunitas yang terdiri dari 64 seniman, galeri dan kurator lokal dan internasional berkumpul untuk mengusung Art Moments Jakarta, pameran seni rupa pertama yang mengambil format hybrid live-online karena pandemi. Pameran telah berlangsung dari 1 Juni hingga 30 Juni 2021. TZ APAC, adalah sponsor acara tersebut.  Artis utama di pameran, Ruanth Chrisley Thyssen -- peraih Oscar dan dua kali nominasi BAFTA Sound Designer -- dan Cindy Thyssen, yang lulus sarjana Animasi dari Binus University pada 2014 dan melanjutkan studi lebih lanjut di Oxford pada 2018, menjalankan penggalangan dana amal NFT di 53families.xyz . Tujuannya untuk menggalang dana bagi keluarga 53 prajurit KRI Nanggala-402 yang gugur.

Karya seni, "53 Never Forgotten" adalah loop animasi 53 detik dari kapal selam yang mengambang di antara gelombang animasi, terdiri dari 53 lapisan suara. Karya seni ini ditampilkan oleh Art Moments Jakarta dan semua hasil dari penjualan 5300 edisi NFT karya seni akan disumbangkan kepada 53 keluarga yang terkena dampak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline