Lolosnya Tim Nasional Indonesia ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah capaian bersejarah yang patut dibanggakan, euforia dan harapan jutaan pecinta sepak bola di seluruh negeri sedang bergema. Namun, di balik gegap gempita tersebut, ada sebuah alarm keras yang baru saja berbunyi nyaring dari Osaka Jepang.
Kekalahan telak 0-6 dari Jepang pada laga terakhir putaran 3 bukan sekadar hasil minor, memang tak mempengaruhi kepastian lolos putaran 4, namun menunjukkan realitas level timnas kita saat ini. Sebuah cermin yang memperlihatkan masih ada gap besar kualitas antara Timnas kita dengan raksasa-raksasa Asia terutama langganan Piala Dunia seperti Jepang dan Australia yang sudah biasa bersaing dengan tim besar Eropa lainnya.
Memasuki putaran 4 oktober mendatang, lawan-lawan sekelas Qatar, Irak, atau Uni Emirat Arab sudah menanti. Pertanyaan krusial muncul, apakah kita sudah siap menghadapi lawan yang berat, jalan yang masih terjal ini demi mimpi besar Piala Dunia?
Lolos Putaran 4 dan Realitas Level Timnas
Kelolosan Tim Nasional Indonesia ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah capaian bersejarah yang memang pantas dibanggakan. Negara Asean pertama, 12 poin raihan di kualifikasi 3 pun jauh melebihi capaian jiran kita Thailand dan Vietnam sebelumnya. Hasil ini tentu saja bukti kerja keras dan progres yang telah dicapai.
Namun, jika ingin kita terus melaju menuju piala dunia 2026 masih banyak catatan yang harus diperbaiki. Kekalahan telak 0-6 dari Jepang menunjukkan indikasi, Ini adalah realitas level yang dimilki timnas saat ini.
Gap Besar dengan Raksasa Asia
Kebobolan setengah lusin gol dalam 1 match bukanlah hasil layak dari sebuah kekalahan untuk tim yang bermimpi piala dunia, di leg 1 saat home pada 15 november 2024 kita kalah 0-4. Sebelumya juga Australia di match 7 menggelontorkan 5 gol. Kondisi ini menunjukkan bagaiamna level timnas dengan tim-tim tradisi piala dunia.
Saat melawan Jepang semalam, penguasaan bola timnas tidak menyentuh angka 30%, tanpa satupun tembakan ke gawang, Bagaimana jika permainan semalam bukan kualifikasi, namun pertandingan Piala Dunia sesungguhnya?
Jepang dengan lapis 2 nya tak sekadar menang. Mereka seolah memberi tutorial inilah bermain sepak bola, bermain dengan blueprint pemainan jelas, sistemik dan masif. Pressing dengan sistem dan kekutan individu menjadi kunci permainan. Mereka tidak memberi nafas sedikitpun untuk kita berpikir mengolah bola, apalagi menyerang, mati kutu.
Keberhasilan 11 poin dari arab Saudi, Bahrain dan China menunjukkan bahwa kita memang memiliki potensi besar untuk bermimpi besar pula. Namun tim-tim tersebut terutama Bahrain dan China bukanlah tim tradisi piala dunia.