Lihat ke Halaman Asli

Sahro Wardil Lathif

Berisi tulisan tulisan kegelisahan batin, dan pergolakan pemikiran serta action yang bisa ku lakukan

Kecacatan Logika Program Makan Siang Gratis: Analisis Mendalam

Diperbarui: 1 Mei 2024   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribun News

Saya baru saja menonton video yang menurut saya menarik analisisnya. Program makan siang gratis yang diusulkan oleh Pak Prabowo dan Pak Gibran untuk mengatasi stunting di Indonesia menuai kritikan pedas. Dalam sebuah video yang saya lihat itu, Guru Gembul menjabarkan cacat logika yang mendasari program tersebut.

Pertama, program ini berasumsi bahwa stunting hanya disebabkan oleh kurang makan. Faktanya, stunting memiliki banyak faktor penyebab lain, seperti polusi air dan tanah, sanitasi yang buruk, dan kurangnya pengetahuan tentang gizi. Memberikan makan siang gratis hanya akan mengatasi satu faktor, dan itu pun tidak pasti.

Kedua, program ini mengabaikan fakta bahwa Indonesia memiliki banyak makanan yang terbuang sia-sia. Setiap tahun, sekitar 48 juta ton makanan dibuang di Indonesia padahal masih layak dimakan, seperti SOP di restoran-restoran atau bahkan di rumah kita sendiri, ketika tersedia satu jenis makanan tapi malah menginginkan yang lain. Jumlah 48 juta ton ini jauh lebih besar daripada kebutuhan pangan 16 juta orang yang kelaparan. Alih-alih memberikan makan siang gratis, program yang lebih efektif adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan makanan dan gizi.

Ketiga, program ini akan menghabiskan biaya yang sangat besar, yaitu Rp400 triliun per tahun. Biaya ini dapat digunakan untuk program lain yang lebih efektif dalam mengatasi stunting, seperti edukasi gizi, perbaikan sanitasi, dan penyediaan air bersih.

Keempat, program ini tidak akan menyelesaikan masalah stunting secara permanen. Jika masyarakat tidak diajari tentang gizi dan pengelolaan makanan, stunting akan tetap terjadi meskipun mereka mendapatkan makan siang gratis.

Kesimpulannya, program makan siang gratis adalah solusi yang tidak tepat untuk mengatasi stunting di Indonesia. Program ini memiliki banyak cacat logika dan tidak akan menyelesaikan masalah secara permanen. Alih-alih program ini, pemerintah perlu fokus pada program yang lebih komprehensif yang mengatasi berbagai faktor penyebab stunting.

Berikut beberapa poin penting dari analisis Guru Gembul:

-Penyebab stunting tidak hanya kurang makan.

-Indonesia memiliki banyak makanan yang terbuang sia-sia.

-Program makan siang gratis akan menghabiskan biaya yang sangat besar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline