Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Membaca Buku, Memaksimalkan Waktu Senggang Puasa di Rumah Saja

Diperbarui: 27 April 2021   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bacaan Ramadan tahun ini |dok. pribadi.

Sabtu dan Minggu selalu menjadi hari yang lebih luwes dan senggang bagi saya. Detik, menit, dan jam pada akhir pekan tersebut seolah berjalan lebih lambat. Padahal, tak ada yang berubah pada kecepatan putaran waktunya.

Namun, begitulah barangkali Allah melimpahkan nikmat pada Sabtu dan Minggu sehingga kita bisa menikmati Sabtu dan Minggu yang santai dalam setiap pekannya. Tak terkecuali Sabtu dan Minggu pada bulan Ramadan.

Terbebas dari rutinitas Senin-Jumat, pada Sabtu dan Minggu saya menjalani puasa dengan keluwesan waktu untuk melakukan aktivitas yang sifatnya rekreatif. Bukan pergi berlibur sebab aktivitas liburan selama pandemi Covid-19 bukan pilihan terbaik. Melainkan aktivitas yang berorientasi pada kesenangan diri.

Tidak ada salahnya, bukan? Selama aktivitas itu tidak bersifat merugikan atau maksiat. Barangkali justru mendatangkan manfaat dan kebaikan selama Ramadan.

Oleh karena itu, mengisi Sabtu dan Minggu pilihan saya tak jauh dari menyambung hobi membaca buku.

Sebelum Ramadan, saya telah membuat daftar bacaan atau buku yang ingin saya baca. Tak mesti buku baru, buku lama yang sudah tuntas dibaca sebelumnya juga ada yang saya niatkan untuk dibaca ulang. Sementara dua buku bertema religi saya pesan secara daring, khusus untuk bacaan selama Ramadan ini.

Membaca buku merupakan aktivitas yang baik sekaligus menyenangkan untuk dilakukan selagi di rumah saja. Berkurangnya kegiatan di luar karena pembatasan-pembatasan akibat pandemi Covid-19 dengan sendirinya membuat waktu lebih banyak dihabiskan di dalam rumah. Terutama pada Sabtu dan Minggu.

Sebagai orang yang lebih suka menghabiskan akhir pekan dengan tidak pergi ke mana-mana, membaca buku membuat saya merasa rileks dan tidak bosan. Apalagi jika buku yang dibaca bermuatan sejarah. Serta merta pikiran saya ikut berkelana mencoba membayangkan sekaligus merasakan andai saya ada di waktu dan tempat kejadian yang diceritakan. Selagi membaca teksnya, saya sering mencoba menjelajah ke kedalaman suasana latar peristiwa yang diceritakan. Itu sebabnya membaca buku saya anggap sebagai cara melakukan perjalanan tanpa harus memindahka raga.

Pada akhir pekan selama Ramadan, saya biasa mulai membaca pada pagi hari. Kalau bacaannya ternyata sangat bagus, saya bisa terus membaca sampai beberapa jam sebelum berhenti untuk istirahat atau beralih ke aktivitas lain. Setelah itu, aktivitas membaca kembali dilanjutkan.

Membaca buku, memaksimalkan waktu senggang selama puasa di rumah saja| dok. pribadi.


Selain pagi hari, waktu yang asyik untuk membaca buku menurut saya ialah pada sore hari antara pukul 16.00-17.00. Akan tetapi seringkali kesempatannya terlewatkan dengan aktivitas menyiapkan buka puasa.

Oleh karena itu, pelampiasaannya ialah pada malam hari seusai tarawih dan satu jam sebelum memulai aktivitas sahur. Saya suka mencuri waktu membaca buku pada waktu-waktu hening tersebut karena ada perasaan tenteram dan damai yang ideal untuk membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline