Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Beda Adat, Siapa Takut? #46

Diperbarui: 29 Desember 2023   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berfoto di Geosite Sipinsur, tapi sayang sedang mendung | dokumentasi pribadi

Sepuluh hari tepatnya, aku tinggal di kampung Yanti. Dari niat awal berkenalan dengan keluarga Yanti, aku bisa mengeksplor tempat wisata di sekitar Danau Toba dan belajar budaya Orang Batak.

Suatu hari dalam liburan ini aku sempat menghadiri pesta pernikahan adik Desmen di Siantar, daerah kota. Berbeda dengan adat pernikahan di Jawa, dalam adat Orang Batak ada prosesi penyerahan sinamot. Tak lupa ada daging babi (menu wajib Orang Batak) yang dibagikan untuk para tamu.

Disebabkan acaranya di kota, prosesinya lebih simpel dibanding di kampung, di rumah sendiri. Mau di kota atau di kampung, tetap saja semua butuh biaya besar. Entah seperti apa kelak pesta pernikahanku dengan Yanti.

Senin pagi. Setelah bangun, sarapan dan beberes, kami siap untuk pamit pada Bapak Mama. Ada sepercik perasaan getir di dadaku. Ah, harus berpisah dengan keluarga, kembali ke Jawa. Entah, mungkin mewakili perasaan Yanti. Bagaimana pun, perjalanan harus berlanjut.

Kami berfoto bersama Bapak-Mama dan adik-adik di depan rumah. Dengan mobil yang dikendarai Tua Doni, mereka akan turut mengantar kami. Rencananya kami akan menginap di rumah tulang Tesa (mereka yang menjemput kami juga saat datang) di Siborong-borong agar lebih dekat mengakses Bandara Silangit.

Berfoto bersama Bapak, Mama dan adik-adik | dokumentasi pribadi

Dari kampung ke rumah tulang butuh perjalanan sekitar empat jam. Begitu sampai kami memberi salam, mengobrol lalu makan siang. Tulang memesankan kami jagal babi. Enaknya!

Selesai makan, kami mengobrol sebentar. Aku sempat mengobrol dengan salah satu keponakan yang hobi menggambar. Ia sudah beberapa kali mengikuti kompetisi menggambar dan meraih juara. Keren!

Kota Siborong-borong, Sumatra Utara | foto: KRAISWAN

Kami diajak tulang berkunjung ke pemandian air panas di dekat rumah tulang. Air panas di sini alami, sumbernya dari kawah belerang di sekitarnya. Airnya ditampung di kolam, seperti kolam renang, airnya berwarna kehijauan. Aku tak bisa berenang, tapi biar afdol aku masuk ke kolam juga. Merasakan air panas dan berendam, haha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline