Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Widayat

Seorang eseis sastra, politik dan budaya. Penulis tinggal di Gunungkidul.

Penemuan Penting Era Purbakala di Gunungkidul

Diperbarui: 28 September 2020   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Saat ini, Gunungkiudl dikenal menjadi salah satu tujuan wisata. Di kabupaten ini, puluhan pantai berjajar dari ujung Barat hingga ujung Timur. 

Selain pantai, Gunungkidul juga dikenal dengan wisata gua. Kontur tanah pegunungan dan batuan karst menjadikan kabupaten ini memiliki banyak keunikan sekaligus  potensi yang layak dikembangkan. 

Namun demikian, Gunungkidul juga mengalami stigmatisasi sebagai daerah yang kering, tandus dan selalu mengalami paceklik.

Gunungkidul adalah tanah yang tua. Sejak 33 ribu tahun lalu sudah ada kehidupan di Gunungkidul. Hal ini diketahui dengan adanya 460 gua karst di daerah ini. Dari 460, setengahnya pernah dihuni oleh manusia purba. 

Ada 72 gua horizontal yang membentang di Gunung Sewu dan 14 diantaranya dihuni manusia purba sampai kurun waktu 7000 tahun yang lalu. 

Penting dicatat bahwa 7000 tahun yang lalu daerah lain masih tergenang air atau berupa lautan, sedangkan di Gunungkidul sudah ada kehidupan manusia. Adapun gua yang pernak diekskavasi adalah Song Bentar dan Song Blendrong.

Penemuan-penemuan penting di Gua Song Bentar antara lain fragmen tengkorak dan tulang manusia purba Homo Sapiens. Setidaknya ada 8 individu, terdiri dari 5 dewasa, 2 anak-anak, dan 1 bayi.  

Selain fragmen manusia juga ditemukan alat batu, seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah pun banyak dijumpai di lokasi ini.

Di gua Song Blendrong juga kaya dengan artefak peninggalan manusia purba. Di Song Blendrong ditemukan tulang-tulang  berasal dari manusia purba beserta peralatan dari batu, tanduk, maupun serut dari kerang berserakan di lantai ceruk. 

Sedangkan di Gua Seropan ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia yang belum diketahui jenisnya karena belum pernah diteliti.

Berbeda dengan Gua Seropan, di Gua Braholo ditemukan fosil tertua, yaitu  gigi gajah berusia lebih dari 33 ribu tahun pada kedalaman 6 sampai 7 meter. Selain fosil gajah ditemukan pula tulang sejumlah jenis hewan berusia 3.000 -7.000 tahun yang lalu, seperti tulang belikat rusa, tulang belulang kera, babi, anjing, tikus, dan kerbau di kedalaman 1-4 meter. Di Gua Braholo juga dapat diketahui bahwa manusia purba telah mengenal tata cara penguburan jenazah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline