Lihat ke Halaman Asli

Agus Wahyudi

Guru SD, mencoba belajar menulis dan mendongeng

Miracle in Istanbul: Mengenang Kembali Final Liga Champions 2005

Diperbarui: 22 November 2020   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hello....Hello...Here we go!!

Suara Clive Tyldesley, mengomentari gol sundulan Steven Gerrard ke pojok kiri atas gawang yang dijaga oleh Nelson Dida itu begitu ikonik. Bisa jadi karena komentar itu diberikan pada salah satu pertandingan final Liga Champions terbaik dalam sejarah sehingga banyak publik sepakbola yang mengingatnya.

Setelah porak-poranda di babak pertama karena kebobolan tiga gol, umpan matang dari Riise berhasil dijadikan gol oleh Gerrard. Skor berubah menjadi 3-1 dan semua tahu bagaimana akhirnya.

Ada beberapa syarat agar sebuah pertandingan sepakbola menjadi begitu menarik untuk ditonton dan dikenang. Pertandingan yang menentukan juara, terciptanya banyak gol, tim kuda hitam yang mampu mengalahkan kesebelasan yang bertabur bintang, juga drama gol-gol krusial di menit akhir. Keseluruhan syarat itu terpenuhi pada pertandingan final Liga Champion, 25 Mei 2005, di Attaturk Olympic Stadium, Istanbul.

Jika kita melihat lagi susunan pemain pada saat itu, publik sepakbola tentu lebih mengunggulkan AC Milan. Secara individu, Liverpool kalah di setiap lini. Pada posisi kiper Nelson Dida dinilai lebih unggul dibandingkan dengan Jerzy Dudek.

Di belakang, Milan memiliki para legenda: Jaap Stam, Nesta, Cafu, dan tentu saja il capitano Paolo Maldini. Liverpool "hanya" memiliki Jamie Carragher, Steve Finnan, Sami Hypia, John Arne Riise, dan Djimi Traore.

Lini tengah Liverpool sebenarnya cukup kuat dengan Steven Gerrard, Xabi Alonso, dan Luis Garcia di sana. Tetapi, AC Milan memiliki pemain-pemain tengah terbaik dunia saat itu: Andrea Pirlo, Ricardo Kaka, dan Clarence Seedorf, plus tenaga badak gelandang bertahan Gennaro Gattuso.

Pada posisi penyerang, lagi-lagi Liverpool lebih inferior. Milan memiliki Andrei Shevchenko yang sedang bagus-bagusnya, meraih Ballon D'Or pada tahun 2004. Sheva berduet dengan Hernan Crespo, seorang finisher menakutkan yang terlihat sejak duetnya dengan Enrico Chiesa di AC Parma. Liverpool menempatkan Harry Kewell dan Milan Baros sebagai penyerang.

Babak pertama berjalan seperti perkiraan banyak orang. AC Milan tampaknya akan dengan mudah memenangkan pertandingan final itu. Belum satu menit pertandingan berlangsung, Paolo Maldini menciptakan gol meneruskan umpan Andrea Pirlo dari sebuah tendangan bebas.

Liverpool terlihat sangat kerepotan pada babak pertama. Traore sering melakukan kesalahan, Harry Kewell cidera pada menit ke-23. Kemudian, gol kedua tercipta dari kaki Hernan Crespo memanfaatkan umpan Sheva.

Menjelang akhir babak pertama, gol Milan bertambah berkat asis kelas dunia dari Kaka. Bola terobosan menyusur tanah lalu membelok ke arah Crespo yang sudah berlari kencang.  Carragher gagal menghalau bola. Sontekan Crespo tidak mampu dihalau Dudek. AC Milan telah menampilkan salah satu permainan terbaiknya pada babak pertama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline